Rabu, 21/02/2018
Rabu, 21/02/2018
OBJEK WISATA BARU- Bupati Berau meresmikan Hutan Wisata Mangrove Tanjung Batu, Berau.
Rabu, 21/02/2018
OBJEK WISATA BARU- Bupati Berau meresmikan Hutan Wisata Mangrove Tanjung Batu, Berau.
TANJUNG REDEB- Setelah lama hanya menjadi tempat persinggahan sesaat bagi wisatawan yang menuju atau kembali dari Kepulauan Derawan, Kampung Tanjung Batu di Berau, Kalimantan Timur, kini berubah sebagai destinasi wisata.
Salah satu yang menjadi daya tarik di kawasan ini adalah hutan mangrove yang memiliki luasan sekitar 1,7 hektare yang diresmikan langsung oleh Bupati Berau Muharram, Selasa (20/2) di Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan.
Dalam sambutannya, Bupati Muharram sangat berterimakasih dan terharu dengan apa yang dilakukan oleh para lembaga Javlec. Kerja sama ini menjadikan wilayah Berau khususnya Tanjung Batu menjadi daerah wisata.
“Kita berkewajiban menjaga aset wisata bahari kita ini dengan baik. Harapan kepada seluruh masyarakat Tanjung Batu menjadi warga yang ramah terhadap wisatawan yang datang. Jangan sampai ada wisatawan kehilangan dompet karena dicopet, tentu saja ini akan mencoreng nama baik daerah kita. Mari kita jaga dan kembangkan aset wisata bahari yang kita miliki saat ini,” harapnya.
amat Pulau Derawan, Kudarat mengatakan, jika hutan mangrove atau bakau saat ini ada di pesisir timur ibu kota Kecamatan Pulau Derawan dan membentang dari utara ke selatan. Dari ratusan hektare hutan mangrove, dipilih 3,96 hektare untuk dikelola sebagai tempat wisata.
Di kawasan pilihan itu tersedia atraksi alam berupa pohon-pohon bakau berusia ratusan tahun, sejumlah jenis satwa, hingga pemandangan alam. “Kalau cuaca cerah, kita bisa menyaksikan matahari terbenam yang indah sekali dari sini,”terang Kudarat.
Ketua panitia acara, Tri Nugroho menyampaikan proyek ini bertajuk “Mengembangkan Usaha-usaha Ramah Lingkungan Berbasis Potensi Lokal di Kawasan Timur Kabupaten Berau” dan diimplementasikan oleh Konsorsium JAVLEC Indonesia yang beranggotakan 6 (enam) lembaga—meliputi Yayasan JAVLEC Indonesia (lead organization), PENJALIN –Perkumpulan Jemari Alam Indonesia, YPAB – Yayasan Pendidikan Anak Bangsa, JALA – Jaringan Nelayan, Kelompok Kerja (Pokja) REDD Kabupaten Berau, dan PT Energi Biru Indonesia.
“Lokasi sasaran proyek difokuskan pada 4 (empat) desa/kampung di Kabupaten Berau – Provinsi Kalimantan Timur, meliputi Tanjung Batu dan Teluk Semanting (Kecamatan Pulau Derawan) serta Teluk Alulu dan Bohebukut/Teluk Harapan (Kecamatan Maratua).Kami punya hutan mangrove yang luar biasa, yang berpotensi tidak hanya jadi objek wisata, tapi juga tempat belajar, penelitian, selain juga menjalankan fungsi utamanya sebagai pemberi manfaat ekologis,”terangnya.
Selain memiliki fasilitas wisata, di kawasan Mangrove ini juga dibangun jembatan mengelilingi hutan. Termasuk juga satu menara pandang dan dua gazebo tempat berteduh. “Nah, Mangrove Center Tanjung Batu ini juga ramah bagi difabel,” lanjutnya.
Jembatan sepanjang 2 Km ke sekeliling kawasan mangrove itu sengaja dibuat lebih lebar dari biasanya yang ada di tempat wisata mangrove lainnya. Pada jembatan itu juga dipasangi pagar pengamanan. Kayu-kayu lantainya dipilihkan dan dipasang yang rata sehingga lancar bagi kendaraan beroda.
“Dengan lebar hampir 2 meter, jembatan itu memungkinkan untuk 2 kursi roda berpapasan. Di gerbang sebagai awal jembatan dan masuk kawasan tidak digunakan undakan, tapi didesain sebagai tanjakan. Jadi, saudara kita yang pakai kursi roda bahkan bisa naik sendiri tanpa bantuan,”pungkasnya. (ind)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.