Jumat, 23/02/2018

Gelar Demo, Mahasiswa Tuntut 5 Hal ke Bupati Kutim

Jumat, 23/02/2018

UNJUK RASA: Aksi mahasiswa yang tergabung dalam GMNI Kutim. Aksi mereka dihadang penjagaan petugas saat berada di Kantor Bupati Kutim.(Foto: Yuli/korankaltim)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Gelar Demo, Mahasiswa Tuntut 5 Hal ke Bupati Kutim

Jumat, 23/02/2018

logo

UNJUK RASA: Aksi mahasiswa yang tergabung dalam GMNI Kutim. Aksi mereka dihadang penjagaan petugas saat berada di Kantor Bupati Kutim.(Foto: Yuli/korankaltim)

SANGATTA – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), melakukan aksi unjuk rasa di hadapan Kantor Bupati Kutim, dikawasan Kompleks Bukit Pelangi, Kamis (22/2).

Sebelum melakukannya di Kantor Bupati, massa awalnya menggelar aksi di simpang tiga lampu merah Jalan Pendidikan dan Jalan Surdarso, Sangatta. Demo dimulai sekitar pukul 09.30 WITA. 

Dalam orasinya, koordinator lapangan (korlap) demo Aziz mempertanyakan kinerja Bupati Ismunandar dan Wakil Bupati Kasmidi Bulang, selama dua tahun terakhir, yang menurutnya tidak maksimal. 

Setidaknya ada lima poin yang disampaikan Aziz waktu itu, pertama dia meminta Pemkab untuk menghentikan proyek fisik di tahun 2019 dan kemudian dananya difokuskan untuk membayar utang. Selain itu dia juga mnendesak bupati dan wakilnya melakukan evaluasi yang transparan terhadap TK2D dan sekaligus menjelaskan hasil tes TK2D yang dilaksanakan tahun 2016 lalu.

“Pemkab juga harus transparan dalam pengelolaan anggaran dengan menggunakan e-Budgeting sehingga prinsip good governance dapat diimplementasi dengan baik,” tutur Azis, seraya menuntut agar agenda musrenbang tidak hanya sebagai kegiatan seremonial saja.

Yang terakhir, Azis mendesak Pemkab Kutim untuk membayar insentif PNS, guru dan juga membayarkan gaji untuk ketua RT.

“Kami sebagai pembela membela rakyat, mana realisasi janji mereka saat kampanye dua tahun lalu. Penuhi lima keinginan kami. Stop pembangunan 2019 dan 2020 kita harus membayar semua utang. Jelaskan hasil test TK2D 2016 silam. Transparasi anggaran. Musrembang bukan seremonial. Bayarkan insentif PNS, guru, juga RT. Itu saja yang kami minta,” teriak Aziz, dengan menggunakan pengeras suara.

Tidak lama berselang, suasana pun berubah menjadi panas. Mahasiswa yang menuntut bertemu dengan perwakilan Pemkab nekad menerobos barikade yang petugas bentuk oleh Satpol PP dan polisi. Aksi saling dorong antara mahasiswa dan petugas tidak terelakan.

“Kami minta pemerintah keluar dari gedung. Temui kami, dengarkan kami. Jangan hanya janji-janji busuk. Janji sekadar janji. Janji kampanye dua tahun lalu. Yang mana yang akan direalisasikan,” tutur Azis, yang terus berteriak.

Sekitar satu jam lamanya, akhirnya perwakilan pemkab mau menemui pendemo melalui Kabag Pemerintahan Setkab Kutim, Alexander Siswanto. Setelah bernegosiasi, pewakilan mahasiswa pun diizinkan masuk ke dalam gedung untuk mediasi. Beberapa aspirasi kembali disampaikan langsung dijawab Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kutim, Rupiansyah. Ia berjanji akan mengkaji tuntutan pendemo tersebut.

“Saya menyambut kedatangan rekan-rekan mahasiswa. Perihal lima tuntutan yang diajukan, tidak semuanya bisa saya jawab. Namun saya akan tampung. Kemudian setelah ini saya akan melaporkan pada bupati dan wakil. Kami upayakan untuk mengkaji kembali mengingat semua kegiatan pemerintah mengacu pada kebijakan yang berlaku,” tutupnya. (yul1116)

Gelar Demo, Mahasiswa Tuntut 5 Hal ke Bupati Kutim

Jumat, 23/02/2018

UNJUK RASA: Aksi mahasiswa yang tergabung dalam GMNI Kutim. Aksi mereka dihadang penjagaan petugas saat berada di Kantor Bupati Kutim.(Foto: Yuli/korankaltim)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.