Rabu, 26/07/2017
Rabu, 26/07/2017
APRESIASI: Wabup Berau mengapresiasi pengelolaan perpustakaan SMAN Berau.
Rabu, 26/07/2017
APRESIASI: Wabup Berau mengapresiasi pengelolaan perpustakaan SMAN Berau.
TANJUNG REDEB - Perpustakaan SMA Negeri 1 Berau menjadi perpus-takaan sekolah terbaik tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Perpustakaan sekolah tertua di Bumi Batiwakkal ini pun menjadi wakil Kaltim dalam penilaian perpustakaan sekolah tingkat nasional.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, yang meninjau perpustakaan SMA Negeri 1, kemarin memberikan apre-siasi dan berharap perpustakaan ini dapat menjadi yang terbaik di tingkat nasional.
“Apa yang ditorehkan oleh Perpus-takaan SMA 1 Berau dapat menjadi contoh bagi sekolah lain dalam melakukan pengelolaan perpustakaan. Pemkab Berau dikatakannya berkomitmen meningkatkan sumber daya manusia, dan salah satu upaya peningkatan sumber daya itu dilakukan dengan penyediaan fasilitas perpustakaan. Tentu saja ini sesuai visi-misi pemerintah daerah, peningkatan sumber daya manusia, salah satunya dengan perpustakaan. Karena itu kami berkomitmen membantu semua perpustakaan umum dan sekolah,” ungkapnya.
Menurut Agus, perpustakaan yang dikelola oleh SMA Negeri 1 merupakan perpustakaan terbaik dari sisi koleksi buku. Suasana interior dan manajerialnya cukup bagus sehingga Agus berharap pengelola perpustakaan di tempat lain bisa belajar di sekolah ini.
Perpustakaan SMA Negeri 1 Berau, saat ini tengah mengikuti penilaian pengelolaan perpustakaan tingkat nasional dan masuk dalam 10 besar sebagai perpustakaan sekolah terbaik. Sejak tahun 2014, perpustakaan sekolah ini meraih peng-hargaan selama tiga tahun berturut-turut.
“Tahun 2014, perpustakaan ini meraih penghargaan sebagai per-pustakaan terbaik ketiga tingkat provinsi. Prestasi itu ditingkatkan di tahun 2015 menjadi perpustakaan terbaik tingkat kedua hingga tahun 2016. Dan tahun 2017 ini menjadi terbaik pertama tingkat Provinsi Kaltim,”terangnya.
Agus menyampaikan, setiap sekolah wajib memiliki perpustakaan untuk meningkatkan minat baca sekaligus pengetahuan pelajar. Dirinya juga menyadari, tidak semua sekolah mampu memenuhi kebutuhan bacaan para siswanya. Terutama bagi sekolah-sekolah yang berada di tempat terpencil. Menurutnya, keterbatasan dana merupakan hal biasa yang bisa diatasi dengan kreativitas dan kemauan.
“Kalau memang ada keterbatasan dana, ya dimulai dari yang kecil-kecil saja dulu, yang penting menumbuhkan minat baca para pelajar dulu. Kalau minat baca sudah tumbuh, mereka akan mencari bahan bacaan sendiri nantinya,”pungkasnya. (ind)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.