Jumat, 11/08/2017
Jumat, 11/08/2017
Jumat, 11/08/2017
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, masih mencari penyebab daya beli masyarakat yang dikatakan melemah sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuarta II 2017 hanya mencapai 5,01%.
“Soal daya beli pemerintah terus akan menjaga dan memperhatikan indikator yang menunjukan apakah daya beli masyarakat alami tekanan, kalau mengalami tekanan dari apa?,” ungkap Sri Mulyani di Gedung Pajak, Jakarta, Jumat (11/8/2017).
Menurutnya, belum diketahui secara pasti penyebab daya beli masyarakat melemah. Sehingga akan dicari tahu lebih pasti apakah faktornya karena harga mahal atau kenyamanan masyarakat dalam berbelanja. Dengan mengetahui faktornya maka nantinya pemerintah bisa mengambil tindakan lebih pasti.
“Kalau faktornya daya beli itu harga, harga distabilkan, kalau masalah confidence maka pemerintah perlu meningkatkan mengenai kejelasan arah sehingga masyarakat memahami, sehingga mereka tidak perlu harus khawatir dan berjaga-jaga,” jelasnya.
“Kalau mereka merasa takut karena semua menjadi persoalannya maka kita akan lihat, jadi kita akan lihat aspek yang menjadi trigger,” imbuhnya.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa subsidi beras sejahtera (rastra) menjadi salah satu dampak yang menjadikan daya beli rendah sudah diidentifikasi. Selanjutnya ada dampak lain seperti harga yang diatur pemerintah yang menjadi penyebabnya sehingga pemerintah menekankan bahwa tidak akan ada lagi perubahan administered prices.
“Sehingga sisi inflasi kita harapkan akan trennya menurun, karena selama satu kuartal terus menerus inflasi naik karena harga admiministred pricepadahal tidak ada, kita harap ekspektasi inflasi akan menurun, itu karena kekhawatiran maka pemerintah memastikan tidak akan melakukan policyyang membuat masyarakat resah,” tukasnya. (rol)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.