Kamis, 28/09/2017

Perusahaan Dinilai Kurang Berdayakan Warga Lokal

Kamis, 28/09/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Perusahaan Dinilai Kurang Berdayakan Warga Lokal

Kamis, 28/09/2017

TANA TIDUNG – Meski saat ini banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di wilayah Kabupaten Tana Tidung (KTT), namun hal itu belum berpengaruh banyak terhadap penyerapan tenaga kerja lokal. Pasalnya, masih banyak warga lokal yang menganggur, sebab perusahaan dinilai lebih suka mengambil tenaga kerja dari luar daerah.

“Mungkin anggapan perusahaan bahwa warga lokal minim (kualitas) Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga kami melihat lebih dominan orang luar daerah yang bekerja di perusahaan kelapa sawit dari pada warga sekitar sini, kalaupun ada orang lokal yang bekerja diperusahaan itu biasanya hanya buruh harian dengan upah diterima tidak seberapa, padahal kami orang lokal sangat berharap perusahaan mau menerima warga sekitar supaya bisa mengurangi angka pengangguran khususnya di kawasan pesisir,” kata Syahdan, warga Desa Sesayap, Kecamatan Sesayap Hilir.

Diketahui, perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan perusahaan induk PT Teknik Utama Mandiri (TUM) menggarap lahan sekitar 30 ribu hektare melalui pengelolaan lahan tani 10 ribu masing-masing perusahaan, artinya dengan keluasan lahan garapan pertanian tersebut sudah selayaknya perusahaan dapat menerima dan memberi kesempatan kepada warga lokal yang membutuhkan pekerjaan/

Keberadaan perusahaan kelapa sawit tersebut yang sudah berdiri terhitung sejak 2009 lalu dan dengan perkiraan jumlah tenaga kerja perusahaan perkebunan itu sekitar 3-4 ribu orang yang dipekerjakan pada bagian persemaian, pembibitan, penanaman hingga kegiatan panen, bahkan perusahaan ini telah memiliki pabrik sendiri yang dibangun sejak dua lalu.

“Walaupun ada program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan perusahaan akan tetapi berbeda bila warga sekitar diberdayakan dengan mempekerjakan karena dengan gaji yang diterima setiap bulannya akan meringankan beban warga yang sampai saat ini kesulitan mencari kerja, yang hanya mengandalkan sebagai petani dan nelayan saja dengan hasil yang tak menentu,” ujarnya.

Beroperasinya perusahaan di KTT, baik perusahaan perkayuan, perkebunan ataupun pertambangan, menjadi perhatian warga lokal untuk mendapatkan pekerjaan, kendati warga lokal menyadari karena minimnya kualitas SDM yang dimiliki menjadi kendala. (ifa)

Perusahaan Dinilai Kurang Berdayakan Warga Lokal

Kamis, 28/09/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.