SAMARINDA - Media Sosial (medsos) tak bisa disangkal memiliki pengaruh besar dalam perkembangan generasi saat ini. Dikenal sebagai generasi milenial, anak muda di era saat ini tak bisa dipisahkan dari yang namanya gadget sebagai perkembangan teknologi. Bagai dua sisi mata pisau, teknologi memiliki sisi positif yang tak sedikit, namun juga memiliki efek negatif jika disalahgunakan.

Dalam kaitannya dengan penyalahgunaan narkoba, internet bisa menjadi salah satu alat mudah untuk memasarkan barang haram tersebut. Dari beberapa kasus yang pernah diungkap, medsos menjadi media yang efektif dalam menyebarluaskan informasi apapun, tak terkecuali narkotika.

Seolah tak kehabisan akal, seiring banyaknya kasus penyelundupn narkoba yang digagalkan, perkembangan teknologi informasi seperti internet pun mulai dirambah pelak bisnis illegal untuk memasarkan dagangannya.  Hal ini pun diakui Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui dalam pernyataan Kepala BNN bertepatan dengan peringatan Hari Anti narkoba Internasional (HANI) 2017.

“Penggunaan internet untuk peredaran, perdagangan gelap dan prekusor narkotika terus meningkat,” terang Komjen Budi Waseso, sebagaimana dikutip dari pernyataan beliau di acara HANI medio Juli lalu.

Bahkan menurutnya peredaran melalui internet tak hanya meningkatkan nilai transaksi. Namun ikut memicu produsen untuk mengembangkan varian baru narkoba yang digemari pasar. Tentu saja dalam pemanfaatan internet ini, para pelaku bisnis haram tersebut kerap menggunakan kode atau sandi tertentu.

Ini tentu menjadi ancaman nyata yang patut diwaspadai maksimal. Terlebih bagi para orang tua, sebagai lapisan pertama dalam menangkal penyalahgunaan narkoba di lingkungan keluarganya. Jamak diketahui, medsos saat ini seolah menjadi perwakilan diri seseorang dalam menampilkan eksistensinya. Anak-anak muda bahkan tak malu mengumbar persoalan dan keluhan mereka di dunia maya tersebut. Terlebih mereka yang mungkin kurang mendapat perhatian dari orang tua akibat kesibukan, tak jarang meluapkan kekesalannya, entah itu di facebook, twitter atau medsos lainnya.

Dengan kondisi seperti ini, orang tua dituntut untuk tidak gaptek (gagap teknologi). Selain pengawasan secara langsung, bagaimana perilaku sang buah hati bisa diketahui melalui aktivitasnya di medsos. Karena tak jarang mereka merasa lebih aman untuk menumpahkan isi hatinya, lebih jujur di dunia maya ini.

Peran masyarakat juga tak kalah penting dalam membendung informasi-informasi yang ada di internet. Jika ada sesuatu yang mencurigakan, bisa segera melaporkannya ke pihak berwajib untuk ditelusuri. Karena persoalan narkoba ini tidak lagi menjadi masalah pribadi pengguna dan keluarganya saja. Tapi sudah menjadi masalah global yang membutuhkan sinergitas tinggi antar elemen di masyarakat. (*/ms)