Selasa, 10/10/2017

PLN Genjot Jaringan Listrik

Selasa, 10/10/2017

SEMAKIN MENINGKAT: Rasio kelistrikan di Kalti dan Kaltara akan terus ditingkatkan dan dalam empat tahun ke depan ditargetkan bisa mencapai 100 persen (ist)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

PLN Genjot Jaringan Listrik

Selasa, 10/10/2017

logo

SEMAKIN MENINGKAT: Rasio kelistrikan di Kalti dan Kaltara akan terus ditingkatkan dan dalam empat tahun ke depan ditargetkan bisa mencapai 100 persen (ist)

SAMARINDA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menargetkan dalam empat tahun mendatang atau pada 2021 seluruh wilayah hingga pelosok desa di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara bisa mendapatkan pelayanan listrik. 

“Bagi desa-desa yang hingga kini belum terlayani pasokan listrik, kami terus berusaha menambah pelayanan secara berjenjang tiap tahun, sehingga pada 2021 tiap kawasan hingga desa-desa di pelosok Kaltim dan Kaltara akan mendapat pelayanan listrik 100 persen,” kata Manajer Bidang Perencanaan PLN Wilayah Kaltimra Agung S.

Saat ini, lanjutnya, ada sekitar 40 persen desa di Kaltara yang belum teraliri listrik, kemudian sekitar 36 persen desa lainnya di Kaltim juga bernasib serupa.

Desa-desa itu terutama berada di kawasan perbatasan dan daerah terpencil, sehingga secara perlahan mulai 2017 hingga 2021, semua desa tersebut akan mendapat aliran listrik.

Agung menjelaskan, kondisi elektrifikasi saat ini, antara lain di Kota Samarinda, Balikpapan, dan Kota Tarakan sudah 100 persen mendapat pelayanan listrik, kemudian Kabupaten Nunukan baru terlayani 58,13 persen. 

Ia juga mengatakan bahwa sejak Januari hingga Agustus 2017, jumlah pelanggan PLN mengalami penambahan sekitar 48.000 sambungan baru, sehingga secara hitungan matematika seharusnya tingkat konsumsi juga meningkat, namun yang terjadi justru sebaliknya.

“Berdasarkan perhitungan kami, tingkat konsumsi listrik hingga Agustus 2017 mengalami penurunan sampai 1,66 persen, padahal jumlah pelanggannya meningkat dan kondisi ekonomi di Kaltimra juga meningkat,” ujarnya.

Ia memperkirakan menurunnya tingkat konsumsi listrik tersebut karena dua hal, yakni pertama adalah pelanggan mengirit penggunaan dengan memanfaatkan listrik seperlunya, dan alasan kedua adalah banyak yang beralih ke barang-barang elektrik yang lebih hemat listrik.

Misalnya, kata dia, penggunaan lampu LED yang cukup hemat karena hanya dengan 2,5 watt sudah bisa menghasilkan cahaya 115 lumen, sehingga banyak yang beralih ke lampu LED 3 watt, 5 watt, dan 7 watt untuk menerangi ruang yang cukup luas.

“Bisa juga warga beralih ke televisi LED yang hemat listrik, kemudian kulkas, AC, dan barang-barang elektronik lain yang hemat, sehingga tingkat konsumsi listriknya menjadi menurun,” ucap Agung. 

Menurutnya, PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara mencatat surplus energi listrik mencapai 130 megawatt, sehingga sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik perusahaan-perusahaan swasta yang masih menggunakan pembangkit tenaga diesel.

“Wilayah Kaltimra banyak perusahaan swasta yang menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), tentu ini sangat mahal biaya operasionalnya. Jadi, saya sarankan beralih ke PLN, karena dari sisi biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih murah dengan kualitas juga bagus,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa adanya informasi mengenai masih terjadi krisis listrik di wilayah Kaltim dan Kaltara yang dibuktikan dengan adanya pemadaman bergilir atau terkadang padam tanpa giliran, merupakan hal yang salah karena alasan itu tidak semuanya benar.

Menurut Agung, terjadinya pemadaman listrik bukan melulu karena PLN kekurangan energi, karena bisa saja pemadaman bergilir harus dilakukan mengingat adanya perbaikan di sistem tertentu, adanya kebakaran di lokasi tertentu yang berpengaruh pada sistem jaringan, atau pemadaman akibat kerusakan pada gardu, dan sebab lainnya.

Meski surplus daya listrik cukup besar, lanjutnya, namun daya tersebut tidak serta merta langsung bisa dialirkan kepada area tertentu yang masih kekurangan, karena listrik jaringan Sistem Mahakam ini belum semuanya terkoneksi ke tiap-tiap area yang ada, baik pada Sub-Area Kaltim maupun Sub-Area Kaltara.

Misalnya, untuk jaringan Sistem Mahakam Area Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara, dan Bontang yang mengalami surplus, termasuk di jaringan Area Tarakan di Kaltara, surplus daya listrik tersebut belum bisa dilimpahkan ke Kabupaten Nunukan maupun Malinau yang masih kurang, karena sistem jaringannya belum terkoneksi dengan baik. (ant)

PLN Genjot Jaringan Listrik

Selasa, 10/10/2017

SEMAKIN MENINGKAT: Rasio kelistrikan di Kalti dan Kaltara akan terus ditingkatkan dan dalam empat tahun ke depan ditargetkan bisa mencapai 100 persen (ist)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.