Rabu, 25/10/2017

Menilik Keutuhan Bahasa Indonesia di Tengah Gempuran Kekinian

Rabu, 25/10/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Menilik Keutuhan Bahasa Indonesia di Tengah Gempuran Kekinian

Rabu, 25/10/2017

logo

BAHASA Indonesia sebagai jati diri bangsa.  Terkadang, kalimat tersebut, terkesan hanya berlaku sebagai jargon saja.  Entah bagaimana menilainya.  Tetapi, di era globalisasi, dan kemajuan teknologi informasi.  Transfer budaya global, menjadi amat mudah.  Karenanya tak jarang, generasi kekinian cenderung mudah terpengaruh, dan terbawa dengan budaya kiriman yang selalu dianggap lebih ‘wah’ dibanding budaya sendiri.

Hal itu nampaknya berlaku pula pada bahasa.  Bahasa yang tak dapat dipungkiri menjadi bagian terpenting sebagai alat pengabadi budaya, melalui serangkaian diksi, karya dan macamnya, nampaknya juga mulai terancam.  

Meskipun, tak sepenuhnya mengancam budaya bahasa.  Namun, tegerusnya penggunaan bahasa baku, sebagai identitas ke-Indonesiaan adalah bukti nyata, bahwa pengaruh dari budaya kiriman tersebut cukup besar.

Sebagai pengajar bahasa, tentu ini merupakan tantangan besar.  Tak hanya soal, bagaimana generasi selanjutnya dapat mewarisi secara utuh, budaya Bahasa Indonesia.  Tapi lebih jauh, adalah bagaimana menanamkan kebanggaan mutlak, terhadap penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, tanpa memberikan celah bagi pemakluman masuknya pengaruh budaya global secara penuh terhadap penggunaan Bahasa Indonesia.

Beberapa upaya kecil bersifat teknis berbasis pengajaran langsung, saya lakukan secara berkala. Pendampingan kepada para siswa di SMPN 10 Samarinda, dalam berkomunikasi, baik dalam ruang kelas, maupun saat diluar jam belajar terus saya upayakan.

Contoh kecil adalah, ketika para siswa berkomounikasi secara peersonal kepada saya melalui aplikasi pesan singkat.  Terkadang, entah karena sudah menjadi tuntutan zaman.  Kebanyakan siswa kerap menggunakan istilah serapan, bahkan bahasa yang bukan Bahasa Indonesia.  Menurut saya, ini merupakan bentuk dari masih kurangnya, penggunaan Bahasa Indonesia dalam konteks yang lebih luas dan luwes.  

Untuk itu, melalui tulisan ini saya mengajak kepada semua kalangan, seperti pelajar, pengajar, hingga para pemangku kebijakan, untuk mulai lebih menggaungkan penggunaan Bahasa Indonesia.

Cara termudahnya adalah dengan menggunakan Bahasa Indonesia pada hal-hal yang selama ini kerap kita ungkapkan menggunakan bahasa asing.  

Sebut saja, kita ganti kata ‘Ok’ menjadi ‘baiklah’.  Mendahulukan penggunaan bahasa Indonesia, untuk penamaan ruangan seperti ruang kelas, toilet dan lainnya. 

Menilik Keutuhan Bahasa Indonesia di Tengah Gempuran Kekinian

Rabu, 25/10/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.