Jumat, 01/12/2017

Air Mata Warnai Peringatan HAS

Jumat, 01/12/2017

FOTO BERSAMA: Walikota Bontang Neni Moerniaeni melakukan foto bersama usai melihat aksi teritrikal dalam rangka HAS, di Lantai 5 RSUD Bontang. (FOTO: CIL/KK)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Air Mata Warnai Peringatan HAS

Jumat, 01/12/2017

logo

FOTO BERSAMA: Walikota Bontang Neni Moerniaeni melakukan foto bersama usai melihat aksi teritrikal dalam rangka HAS, di Lantai 5 RSUD Bontang. (FOTO: CIL/KK)

BONTANG – Semua mata tertuju pada sosok laki-laki yang berjalan menuju panggung, jeritan hati yang ia suarakan, membuat seluruh undangan yang hadir pada Hari AIDS Sedunia (HAS) di Lantai 5 RSUD Taman Husada Bontang, Kamis (30/11), meneteskan air mata kesedihan, tak terkecuali Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni pun menitikkan air matanya.

Begitu menyentuh hati jeritan yang diutarakan para pemain teatrikal yang terdiri dari tim KPA (Komisi Perlindungan AIDS, SP Mahakam dan KDS (Kelompok Dukungan Sebaya).

Teatrikal yang dimainkan sebanyak delapan orang ini cukup membuat seisi ruangan terharu dan menangis. Pasalnya, apa yang diutarakan seperti apa yang diarasakan para ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), yang kadang menerima prilaku stigma oleh masyarakat, bahkan keluarganya sendiri.

Dalam kesempatannya, Neni mengaku cukup terharu melihat aksi teatrikal tersebut. Menurutnya tidak semua penyandang ODHA yang berani untuk terbuka. “Saya sampai nangis dan terharu, tidak semua orang mau menampakkan diri, kita disinis habat, saudara dan jangan lakukan stigma,” kata Neni.

Menurutnya, kasus HIV ibarat fenomena gunung es. Untuk di Bontang saat ini, lanjut Neni, HIV sudah mencapai angka 306 sejak 2006 lalu. Namun ia sangat bersyukur dengan adanya upaya OPD terkait, RSUD dan lembaga-lembaga dukungan sebaya untuk mendukung dan menanggulangi. “306 bukan kasus baru, kenapa ada sampai 300 karena Kota Bontang ‘berhasil’ memberikan pendampingan, dukungan,” ujarnya.

Daerah Bontang termasuk rawan penyebaran HIV, karena masuk sebagai kota maritim, dimana kapal hilir mudik masuk. Untuk itu, Neni berpesan kepada ODHA yang terdeteksi untuk terus lakukan pengobatan. Neni juga meminta kepada OPD terkait serta kelompok dukungan sebaya agar terus dan selalu memberikan dukungan.

“Jangan lakukan prilaku tidak sehat atau perilaku seks. Jika kita ikuti aturan Insha Allah tidak akan tertular. Mangkanya, kalau ke dokter minta jarum suntik baru. Termasuk tindakan paps smear, saat ini alatnya sekalin pakai dan langsung dibuang,” ujar Neni. “Penyandang ODHA bisa berumur panjang, jika berobat rutin. Tapi jangan coba-coba lagi lakukan seks atau prilaku tidak sehat.”

Dilain pihak, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang, dr Bahaudin mengatakan, masih juga terjadi penyebaran kasus HIV/AIDS dari penderita kepada orang yang sehat, terutama pada kelompok risiko tinggi yang tidak mengetahui status HIV-nya. 

Karenanya, Bahaudin menghimbau kepada seluruh stakeholder agar berperan serta untuk memperluas jangkauan deteksi dini dan penjaringan terutama kepada kelompok risiko tinggi/populasi kunci antara lain Ibu Hamil, Wanita Penjaja Seks (WPS), Pasien TB, Pasien IMS (Infeksin Menular Seksual), Waria/Trans Gender, Lelaki Seks Lelaki (LSL), penasun, dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP di LAPAS) . 

Bertemakan “Saya berani, saya sehat” agenda ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh masyarakat terhadap HIV/AIDS, dengan cara melakukan tes HIV dan melanjutkan dengan pengobatan ARV jika terdiagnosa HIV sedini mungkin.

“Dengan mengetahui status kesehatan sejak dini maka kita telah melakukan perlindungan terhadap keluarga dan orang yang kita sayangi. Semakin banyak masyarakat mengetahui status IIIV dan mendapatkan pengobatan ARV dini maka dapat mendorong percepatan tercapainya penurunan Epidemi HIV sehingga Indonesia Kota Bontang khususnya dapat mencapai ‘3 Zero’, yakni Zero New Infection, tidak ada infeksi baru, dua Zero Death Tidak ada kematian akibat AIDS dan ketiga Zero Stigma yakni Tidak ada stigma dan diskriminasi,” pungkas Bahaudin. (cil)

Air Mata Warnai Peringatan HAS

Jumat, 01/12/2017

FOTO BERSAMA: Walikota Bontang Neni Moerniaeni melakukan foto bersama usai melihat aksi teritrikal dalam rangka HAS, di Lantai 5 RSUD Bontang. (FOTO: CIL/KK)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.