Kamis, 28/12/2017
Kamis, 28/12/2017
ILUSTRASI
Kamis, 28/12/2017
ILUSTRASI
TENGGARONG – Badan Waqab Alquran Kutai Kartanegara bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kukar melakukan survei terkait ketersediaan penyuluh agama di Kukar. Hasilnya, tiga desa masih kekurangan penyuluh agama Islam dan menyebabkan warga di wilayah itu tak bisa mengaji.
“Masih ditemukan penduduk yang beragama Islam, khususnya mualaf belum bisa membaca Alquran di tiga desa, Muara Kaman Ulu, Kecamatan Muara Kaman, Kedang Ipil di Kecamatan Kota Bangun, dan Jonggon Desa di Kecamatan Loa Kulu,” kata Koordinator Bidang Keagamaan PMII kukar Akhmad Fauzi kepada Koran Kaltim, kemarin.
Minimnya pemahamam keislaman ini menyebabkan paham-paham yang menyimpang, seperti pemahaman tidak perlu salat.
Di Desa Kedang Ipil, beberapa warga sudah memeluk Islam, namun pembinaan keislaman tergolong minim.
“Di desa Kedang Ipil hanya ada seorang Pembina Mualaf, Ustaz Iqbal namanya. Beliau merupakan mahasiswa dari Sulawesi Selatan yang ditugaskan membina mualaf oleh Organisasi Islam Hidayatullah. Dengan landasan keprihatinan pembina tersebut akhirnya menetap di Kedang Ipil,” paparnya.
Sementara di Desa Jonggon, menurut Fauzi juga hanya ada seorang pembina mualaf. Padahal sebagian
warga di desa itu sudah memeluk Islam. Seperti Ketua Ada Dayak Basap, Muhammad Holansyah yang telah memeluk islam sejak 1977.
“Tapi Muhammad Holansyah dan pengikutnya masih kesulitan memahami salat dan wudhu. Pemahaman Holansyah terbantu dari buku panduan salat yang di dapat dari KUA Tenggarong,” katanya.
Untuk itu disimpulkan bahwa ketiga desa itu masih membutuhkan pembinaan keagamaan. Dalam waktu dekat, akan dilakukan forum diskusi dan rekrutmen relawan pembina mualaf. (ran)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.