Senin, 15/01/2018
Senin, 15/01/2018
Ilustrasi
Senin, 15/01/2018
Ilustrasi
TENGGARONG - Ketua Dewan Riset Daerah(DRD) Kutai Kartanegara, Ince Raden menyebut potensi air bersih di Kukar belum terpetakan. DRD menyayangkan kebutuhan air bersih yang belum terpikirkan pemerintah daerah.
“Kalau sudah dipetakan potensi air bersih di Kukar, maka bakal banyak manfaat yang didapat, seperti untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih serta peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” kata Ince Raden belum lama ini, di aula Bappeda Kukar
Kata Ince Raden, Pemkab Kukar mestinya sudah memetakan potensi air bersih, sebagaimana yang telah dilakukan Pemda Malang.
Menurut Ince, saat ini sumber air bersih layak minum sebesar 71,64 persen. Sekitar 63 persen di antaranya bersumber dari PDAM.
“Kita sangat mendukung jika ada perda perlindungan sumber air bersih dari air gunung, agar tidak dihancur dengan pertambangan,”ujarnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar, Wiyono mengakui, bahwa sumber air bersih yang dikelola untuk air minum masih mengadalkan air sungai Mahakam, sedangkan sumber lainnya belum bisa dijadikan andalan di Kukar. Saat ini masih tersisa 108 desa yang belum teraliri air bersih layak minum.
“Kalau Sungai Mahakam tercemar dengan limbah berat, sehingga tidak bisa lagi dikelola dan dikonsumsi itu harus diantisipasi dengan mecari sumber air bersih yang baru,” kata Wiyono.
Untuk mencakup layanan air di bersih di seluruh desa di Kukar diakui agak berat, karena letak desa sangat luas dan masyarakat tidak terpusat. Satu desa di Kukar sama dengan dua kecamatan di Pulau Jawa. “Untuk memenuhi pelayanan air bersih di desa-desa butuh dana yang besar,” katanya.
Menurut Wiyono, Kukar sangat terbantu dengan adanya pronas penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) dari Pemerintah Pusat. Namun, pembangunan Instalasi Pengelolaan Air di program itu kerap terkendala bembebasan lahan yang memerlukan dana tidak sedikit. (ran)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.