TENGGARONG-Sekretaris Dewan Riset Daerah (DRD) M. Fadli mengatakan program yang tertuang dalam RPJMD Kukar, Revolusi Jagung bukan hanya tugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar. 

“Ini sudah running, dan kita sudah memetakan ada sembilan faktor kunci untuk keberhasilan revolusi jagung. Mulai dari lahan sampai dengan pemasaran, jadi dua titik ini (lahan dan pemasaran, Red.) yang mau kita tuntaskan termasuk di tengahnya ada paket teknologi yang juga sudah jalan kami koordinasi dengan Balitbangda. Jadi kita sudah membagi dari sembilan faktor kunci plus satu yakni kebijakan strategis, siapa penanggung jawabnya masing-masing dan siapa leader-nya. Jadi tidak ada lagi asumsinya kalau bicara Revolusi Jagung, wah ini tanggung jawab Pak Marlan, nah ini sudah kita ubah mindset-nya,” kata Fadli.

Adapun sembilan faktor kunci yang dimaksud Dekan Fakultas Pertanian Unikarta ini ialah lahan, petani dan kelembagaan, penyuluh, saprodi (benih dan pupuk), infrastruktur (irigasi dan JUT), teknologi budidaya, alsintan/mekanisasi, akses modal, dan pemasaran. 

Fadli menjelaskan sembilan faktor kunci plus satu kebijakan strategis ini bentuk turunan yang didesain oleh timnya untuk lebih memfokuskan siapa yang bertanggung jawab kepada apa. “Semisal persoalan lahan siapa ini bertanggung jawab, memang leader-nya Distanak, tapi dia akan berkoordinasi dengan dinas perkebunan dengan dinas lain dan ini sudah jalan, terakhir kemarin kita sudah mendapat data sementara kaitan dengan lahan yakni kita dapat dari pemerintah pusat sebesar 10 ribu hektare dan sudah mulai dikerjakan sebesar 1.800 hektare yang tersebar. Jadi misalnya di kecamatan Tenggarong Seberang sudah ditentukan siapa kelompok taninya, penyuluh dan semuanya. Ini terus bergerak sampai tergarap 10 ribu hektare dan akan terus bergerak,” jelasnya.

Fadli menegaskan untuk persoalan lahan, pihaknya sudah membagi kriteria lahan menjadi tiga kawasan yakni kawasan prioritas satu, dua dan tiga. “Yang kita siapkan untuk investor adalah kawasan prioritas satu yakni lahan yang clear tidak ada sengketa, tidak ada tumpang tindih dan itu lahannya petani, sawahnya petani lahan keringnya yang artinya tidak ada di situ tambang dan clear. Jadi itulah yang kita lakukan, dan memang ada inventarisasi kawasan prioritas satu dua dan tiga itu dan prasyaratnya apa saja,” tegasnya. (Hei)