TENGGARONG--Dinas Industri dan Perdagangan (Disperindag) mengatakan harga Sembako di wilayah hulu terbilang tinggi. Namun, harga ini dianggap masih wajar mengingat jarak mempengaruhi ongkos angkut ke wilayah hulu Mahakam. “Pernah dulu kami melakukan kunjungan kerja monitoring langsung keberadaan persediaan kebutuhan sembako di wilayah hulu, dan memang benar harganya cukup jauh lebih mahal,” kata Kasi Pengembangan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Rahmah Sartika Dewi.

Menurut Tika, sapaan akrabnya, tingginya biaya operasional untuk mengangkut barang-barang tersebut sangat mempengaruhi harga jual. “Kita juga tidak bisa berbuat banyak, yang kita kondisikan hanya persediaan barang tetap ada dan tidak adanya penimbunan barang yang mengakibatkan kelangkaan dan jauh melambung tinggi harganya,” ungkapnya.

Camat Kota Bangun Mawardi saat dihubungi media ini membenarkan adanya kenaikan harga Sembako. Namun, kenaikannnya tidak terlalu signifikan jika dibanding dengan daerah hulu lainnya terutama yang melintasi jalur Kota Bangun-Tabang yang rusak parah seperti di Sebelimbingan.

“Makanya jalur Sebelimbingan kami jaga betul agar distribusi sembako tetap bisa tersalurkan sampai di kecamatan-kecamatan di hulu. Walaupun kami bergotong royong dengan tenaga manusia, menarik dengan jumlah 30 orang lebih. Membantunya dengan alat seadanya, kadang dengan tali derek ataupun memanfaatkan kendaraan yang sudah lolos kubangan lumpur sambil kita bantu juga mendorong bersama warga kampung,” kata Mawardi.

Mawardi mengaku akan mengerahkan staf-nya untuk turun langsung ke lapangan untuk mengetahui data riil berapa kenaikan harga sembako di wilayah-nya. “Untuk disini memang harga sembako naik, tapi untuk data riil nya belum bisa menjawab pasti saya, yang pasti minggu depan kami akan monitor langsung ke lapangan dengan menurunkan bidang Trantib dan lainnya,” ungkapnya. (hei)