TENGGARONG – Pemerintahan desa se-Kutai Kartanegara diharapkan memaksimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), melalui usaha yang dapat menghasilkan keuntungan.

“Ada beberapa celah usaha menguntungkan BUMDes, disesuaikan dengan karakteristik desa,” kata Pengamat Pemerintahan Unikarta, Toni Nurhadi kepada Koran Kaltim.

Menurut Toni, ada beberapa model usaha yang layak digeluti. Seperti sewa alat berat, jual beli sarana dan prasarana pertanian, atau membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagaimana yang sudah dilakukan BUMDes Enggelam, Kecamatan Muara Wis.

“Dihitung-hitung dulu jika BUMDes mau buka usaha toko fotocopy dan ATK, dikhawatirkan akan merugi, karena permintaan fotocopy dan kebutuhan ATK di desa belum terlalu padat seperti di daerah kota,” jelasnya.

Plt Bupati Kukar Edi Damansyah sudah jauh-jauh hari menekankan kepada pemerintah desa dalam kondisi keuangan yang tidak stabil seperti saat ini, desa harus memaksimalkan peran BUMDes. 

Pembangunan, kata Edi, tidak harus mengandalkan Alokasi Dana Desa atau Dana Desa. “Maksimalkan peran BUMDes sebagai sumber utama pendapatan asli desa,” kata Edi.

Edi mengakui rata-rata kepala desa di Kukar sudah bekerja secara baik, dalam penyelenggaraan pemerintahan, khususnya dalam pengelolaan ADD, walau masih ada kades yang mengalami kekurangan dan butuh pendampingan. 

“Penyelenggaraan pemerintahan desa sudah sangat baik, contohnya Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan yang mendapatkan prestasi terbaik tingkat Kaltim mengalahkan desa yang ada di kabupaten lainnya,” jelasnya. (ran)