Sebanyak 50 kelompok suporter yang ada di Indonesia berkumpul di wisma Kemenpora, Jakarta, Rabu (3/8). Pertemuan ini dilakukan supaya dapat mengurangi gesekan yang terjadi ketika mendukung tim kesayangannya.

Akan tetapi suporter Persija Jakarta, Persib Bandung, dan Persebaya Surabaya tidak hadir dalam pertemuan ini. Padahal, mereka mempunyai basis masa yang banyak dan tersebar hampir di seluruh daerah.

Salah satu sesepuh Aremania yang juga budayawan Anto Baret, sangat baik untuk membantu silaturahmi antarsuporter. Ia pun berharap hal ini mampu dijaga secara benar demi kebaikan sepakbola Tanah Air.

“Nyanyian, tulisan dan spanduk yang mengandung rasis itu kan ditayangkan secara langsung melalui media televisi dan disaksikan masyarakat luas baik anak kecil, dewasa dan orang tua untuk dapat diberikan tindakan tegas kepada klub terkait karena meracuni generasi muda bangsa Indonesia,” kata Anto. 

Anto juga berkeinginan suporter tidak selalu jadi kambing hitam bila terjadi kerusuhan. Sebab, ia menilai PSSI harus ikut bertanggung jawab adanya masalah ini.  

“PSSI didirikan untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa melalui sepakbola, tolong jangan hanya suporter yang disalahkan kenapa tidak pernah ada sanksi tegas, suporter menonton sepakbola membayar pajak tiket itu dilindungi Undang-Undang jangan terus disalahkan,” ucapnya.

“Suporter sepakbola menitipkan harapan kepada pemangku sepakbola Indonesia karena sekaranglah saatnya kita menghentikan bentrokan saatnya kita mengubur kebencian diatas cinta dan kasih sayang marilah kita bergandeng tangan supaya semua pemangku sepakbola mampu menegakkan tugas dan fungsinya secara nyata,” tambahnya.

Dalam acara ini semua kelompok suporter yang hadir menandatangani deklarasi damai. “ Kami sebagai bagian dari suporter  klub sepakbola Indonesia, sepakat untuk tetap menunjukkan loyalitas pada klub masing-masing dan menghormati pertandingan dengan tidak menunjukkan sikap permusuhan pada kelompok suporter yang lain dan masyarakat pada umumnya,” isi deklarasi tersebut. (gdc)