Senin, 07/08/2017

KONI Programkan TC Desentralisasi Mandiri

Senin, 07/08/2017

rgn/kk ANDALAN: Farah Asima dan Nur Fatin Syafika (tengah) atlet putri layar Kaltim yang akan menjadi andalan Indonesia di ajang SEA Games 2017 Agustus ini di Malaysia di kelas INT Women 420.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

KONI Programkan TC Desentralisasi Mandiri

Senin, 07/08/2017

logo

rgn/kk ANDALAN: Farah Asima dan Nur Fatin Syafika (tengah) atlet putri layar Kaltim yang akan menjadi andalan Indonesia di ajang SEA Games 2017 Agustus ini di Malaysia di kelas INT Women 420.

SAMARINDA - Untuk memaksimalkan serta mematangkan persiapan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX tahun 2020 mendatang di Papua, KONI Kaltim mulai merencanakan pembinaan bagi atlet potensial dengan melihat kemampuan atlet hasil eks PON 2016, identifikasi bidang pembinaan prestasi serta talent scouting untuk nomor-nomor yang dianggap potensi medali.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua I KONI Kaltim Andi Harun. Saat ini program tersebut tengah dimantapkan Bidang Binpres KONI Kaltim dan jika terlaksana akan diberlakukan  mulai 2018 mendatang, karena diakuinya beberapa daerah seperti Jawa Timur dan tuan rumah Papua sudah mulai memberikan pemusatan latihan atau training center (TC) Desentralisasi Mandiri kepada atletnya.

“Jadi bentuknya TC Desentralisasi Mandiri di masing-masing cabang olahraga. Sekarang masih kami diskusikan berapa anggaran dan bentuk pelaksanaannya agar persiapannya lebih matang,” kata Andi Harun.

TC Desentralisasi Mandiri kali ini akan berbeda dari TC lainnya, karena diakuinya memiliki ukuran dan target dengan menggunakan sistem promosi degradasi. “Kalau misalnya target tidak tercapai, tidak sampai setahun akan digantikan oleh atlet yang lain, jadi sangat ketat dengan melihat dari segi fisik, teknik dan strategi serta hal lain yang menyangkut dicabornya,” tegasnya.

Berdasarkan analisa bentuk pemusatan latihan daerah (Puslatda) tahun lalu sebelum PON 2016, disamping memakan biaya yang besar juga efek ke atlet tidak terlalu maksimal. Padahal mereka latihan di tempat latihan masing-masing dan hanya tempat menginap dan makan saja yang sama. “Kalau biaya yang dipakai mahal itu dimaksimalkan mungkin prestasinya akan jauh lebih baik, karena itu akan ada pendampingan dari tim KONI di masing-masing cabor untuk memantau,” paparnya.

Tetapi jika program tersebut bisa terlaksana, nantinya anggaran yang diberika  ke masing-masing cabang olahraga tidak serta merta merata, dilihat lagi dari prestasi yang dimiliki cabor selama ini.

“Basis datanya dari Binpres dan indeksnya harus jelas. Makanya, tugas Binpres saat ini cukup berat yaitu menyusun road map menuju sukses PON 2020 di Papua. TC Mandiri lebih efektif  tetapi mungkin tetap akan ada Puslatda sebulan saja,” tutup Andi Harun. (rgn)

KONI Programkan TC Desentralisasi Mandiri

Senin, 07/08/2017

rgn/kk ANDALAN: Farah Asima dan Nur Fatin Syafika (tengah) atlet putri layar Kaltim yang akan menjadi andalan Indonesia di ajang SEA Games 2017 Agustus ini di Malaysia di kelas INT Women 420.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.