Senin, 21/08/2017
Senin, 21/08/2017
Senin, 21/08/2017
SAMARINDA – Beberapa waktu lalu, sebanyak 50 orang terdiri dari pelatih, wasit dan tim penguji, mengikuti pendidikan kilat (diklat) terpadu yang digagas Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Kaltim. Diklat tersebut wajib diikuti pelatih yang nantinya akan mendampingi atlet saat gelaran Pra-Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), Porprov maupun event-event yang dilaksanakan TI Kaltim.
Hal ini disampaikan Ketua Harian TI Kaltim, Alfons T Lung Beraan. Menurutnya, sudah menjadi ketentuan dan aturan saat rakerprov lalu kalau pelatih harus mengikuti diklat. “Walaupun memiliki sertifikasi nasional, tetapi tidak ikut diklat yang kami laksanakan ini, dia tidak bisa mendampingi atletnya saat Pra-Porprov maupun Porprov nanti,” kata Alfons.
Diklat tersebut wajib diikuti karena untuk menyamakan persepsi pelatih, wasit dan tim penguji soal aturan baru di nomor kyurugi. Maknya, perlu diklat ini digelar supaya semua pelatih bisa mengetahui aturan tersebut.
“Jangan sampai pelatih justru tidak tahu adanya aturan baru yang diterapkan itu. Untuk pelatih juga bisa menyamakan persepsi materi latihan di masing-mading daerah, seperti teknik tendangan dan bagaimana standar tendangan yang baik,” jelas Alfons lagi.
Dengan begitu peta kekuatan di masing-masing daerah bisa lebih merata dan mereka bersaing satu sama lain untuk menjadi yang terbaik. “Hal-hal inilah yang sudah mulai kami terapkan, supaya ada keseragaman di masing-masing daerah, khususnya dari program latihan serta aturan-aturan yang diterapkan di nasional nantinya,” tutup Alfons. (rgn)
SAMARINDA – Beberapa waktu lalu, sebanyak 50 orang terdiri dari pelatih, wasit dan tim penguji, mengikuti pendidikan kilat (diklat) terpadu yang digagas Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Kaltim. Diklat tersebut wajib diikuti pelatih yang nantinya akan mendampingi atlet saat gelaran Pra-Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), Porprov maupun event-event yang dilaksanakan TI Kaltim.
Hal ini disampaikan Ketua Harian TI Kaltim, Alfons T Lung Beraan. Menurutnya, sudah menjadi ketentuan dan aturan saat rakerprov lalu kalau pelatih harus mengikuti diklat. “Walaupun memiliki sertifikasi nasional, tetapi tidak ikut diklat yang kami laksanakan ini, dia tidak bisa mendampingi atletnya saat Pra-Porprov maupun Porprov nanti,” kata Alfons.
Diklat tersebut wajib diikuti karena untuk menyamakan persepsi pelatih, wasit dan tim penguji soal aturan baru di nomor kyurugi. Maknya, perlu diklat ini digelar supaya semua pelatih bisa mengetahui aturan tersebut.
“Jangan sampai pelatih justru tidak tahu adanya aturan baru yang diterapkan itu. Untuk pelatih juga bisa menyamakan persepsi materi latihan di masing-mading daerah, seperti teknik tendangan dan bagaimana standar tendangan yang baik,” jelas Alfons lagi.
Dengan begitu peta kekuatan di masing-masing daerah bisa lebih merata dan mereka bersaing satu sama lain untuk menjadi yang terbaik. “Hal-hal inilah yang sudah mulai kami terapkan, supaya ada keseragaman di masing-masing daerah, khususnya dari program latihan serta aturan-aturan yang diterapkan di nasional nantinya,” tutup Alfons. (rgn)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.