ZURICH - FIFA akhirnya buka suara soal nasib Piala Dunia 2022 di Qatar menyusul krisis politik yang terjadi di Timur Tengah. Presiden Gianni Infantino menegaskan pesta sepakbola empat tahunan itu bakal jalan terus.

Seperti diketahui, Qatar sedang ‘diasingkan’ di Timur Tengah. Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Uni Emirat Arab, Yaman, Libya dan Maladewa memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dengan tudingan Qatar telah mendukung aksi terorisme. Imbas pemutusan hubungan itu berdampak luas. Salah satunya juga mengancam penyelenggaraan Piala Dunia 2022, di mana Qatar bakal jadi tuan rumah.

“Saya tidak terbiasa berspekulasi dan kali ini juga tidak akan melakukannya,” ucap Infantino. “Peran penting FIFA, sepemahaman saya, adalah berurusan dengan sepakbola dan tidak mengintervensi masalah geopolitik. Kita memang menghadapi krisis politik. Tapi di sisi lain, saya yakin kawasan itu akan kembali normal. Piala Dunia digelar pada 2022, masih lima tahun lagi. Tentu saja kalau sepakbola bisa memberi kontribusi kecil, dengan cara apapun dan untuk kebaikan, saya tidak akan ragu memberi bantuan,” tambahnya.

Dampak dari krisis politik ini terjadi ketika UEA akan menghadapi Thailand di Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia, Selasa (13/6) besok. Laga itu tadinya akan dipimpin wasit asal Qatar, tapi FIFA sudah menggantinya. “Kami bisa memastikan kalau telah mengganti ofisial pertandingan yang asli untuk pertandingan. Keputusan itu diambil atas alasan olahraga dan situasi geopolitik sekarang ini,” kata Infantino. (dts)