Senin, 30/10/2017

Hati-hati Menggunakan Smartphone

Senin, 30/10/2017

ILUSTRASI

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Hati-hati Menggunakan Smartphone

Senin, 30/10/2017

logo

ILUSTRASI

JAKARTA - Saat ini, kita tidak bisa lepas dari  smartphone. Bahkan, kebiasaan dan budaya kita banyak berubah akibat adanya perangkat ini.Kita dapat dengan mudah mendapatkan jawaban atas keraguan atau pertanyaan dengan mengirim pesan singkat pada teman.Tak hanya itu, kita juga bisa merasakan persetujuan dengan mendapatkan like dari postingan instagram atau status facebook kita.Namun ternyata, ketergantungan besar kita pada smartphone ini bertanggung jawab atas perubahan bagaimana kita mengatur emosi.

Hasil dari komunikasi instan ini membuat kemampuan kita berkurang dalam mengelola perasaan tidak pasti. Intoleransi terhadap ketidakpastian menunjukkan sebuah bentuk dasar berbagai kesulitan psikologis. Psikolog menganggap ketergantungan seseorang terhadap smartphone sebagai “perilaku pencarian keamanan” yang dapat mengurangi rasa cemas yang mereka rasakan.

Seiring berjalannya waktu, perilaku ini benar-benar membuat orang memberi “makan” pada kegelisahan. Mereka cenderung tidak menyadari bahwa ketakutan mereka tidak berdasar dan sebenarnya dapat dihadapi sendiri.

Sayangnya, beberapa aplikasi pesan singgat mempunyai pengaturan pesan “read” untuk memberitahu pengirim apakah lawan komunikasinya sedang online atau telah membeca pesan yang dikirim. Saat pesan tidak segera dibalas atau ditanggapi, ada perasaan ditolak atau tidak dianggap.

Dilansir dari The Conversation, Rabu (25/10), Danielle Einstein, direktur Distinct Psychology, menyebutkan, “Kita perlu melatih diri kita sendiri dan para remaja untuk menghadapi manipulasi takut hilang dan takut ditolak. Belajar menghadapi ketidakpastian sangat penting untuk mengelola kesehatan mental kita.”

Danielle juga melakukan penelitian yang mengeksplorasi kelompok orang dengan gangguan jiwa. Dari penelitiannya didapati temuan bahwa orang dengan gangguan jiwa tidak dapat duduk dalam ketidakpastian dibandingkan orang tanpa gangguan jiwa.

Seperti yang kita tahu, ketidakpastian sebenarnya juga memberi hal yang positif. Misalnya saja membangunan hubungan baru, membaca buku yang menarik tanpa kita tahu endingnya, atau saat kita menerima hadiah yang dibungkus. Hal-hal tersebut dapat meningkatkan emosi kita.

Sebaliknya, ketidakpastian dalam hal-hal pribadi seperti apakah kita mendapatkan pekerjaan, membayangkan tidak disukai oleh seseorang, atau takut gagal dalam ujian membuat kita tidak stabil.

Itulah yang kemudian mendorong kita untuk segera menghilangkan ketidakpastian dengan cepat. Maka kaitan ini membuat kita cenderung kembali condong ke smartphone.

Smartphone dan berbagai aplikasi media sosial membuat kita dengan mudah mendapatkan kepastian saat menghadapi situasi yang sulit, alih-alih mengatasi masalah itu sendiri.

“Jadi ketika situasi terungkap, orang mungkin percaya bahwa beberapa kemampuan mereka untuk mengatasi masalah adalah karena telah terjamin mereka diterima oleh orang lain, daripada mengembangkan kemandiriannya,” tulis Danielle.

Maka tak heran jika orang percaya bahwa mereka perlu smartphone mereka untuk mengatasi masalah.

Berusaha menjadi nyaman dengan ketidakpastian meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatasi kekhawatiran dan terkait dengan cara menyelesaikan kegelisahan mereka.

Saat merawat gangguan cemas, psikolog biasanya mendorong klien untuk duduk tanpa mengetahui hasil dari situasi tertentu dan belajar menunggu untuk mengetahui apakah yang mereka takutkan akan terwujud. “Kami meminta klien untuk bergerak “merangkul” situasi dalam kehidupan normal mereka tanpa mendapatkan kepastian dari teman atau keluarga dekat mereka,” tulis Danielle.

Dengan berdamai pada ketidakpastian, seseorang secara bertahap belajar mengalihkan perhatian, mencoba mengendalikan situasi, dan akhirnya menyadari mereka dapat bertahan dalam penderitaan “tidak tahu”. Sebagian besar hal yang mereka takuti biasanya tidak terjadi atau bisa ditolerir. (kc)

Hati-hati Menggunakan Smartphone

Senin, 30/10/2017

ILUSTRASI

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.