SEVILLA – Liverpool seharusnya sudah bisa lebih fokus pada persaingan di kompetisi Liga Inggris dan tak memikirkan lagi laga akhir penyisihan Liga Champions Grup E. Sayangnya, peluang untuk melaju ke babak kedua alias sistem gugur itu tak mereka dapatkan setelah membuang percuma keunggulan tiga gol sekaligus tambahan tiga angka yang seharusnya mereka dapatkan saat dijamu tuan rumah Sevilla di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan Rabu (23/11) dinihari kemarin.

Sudah unggul 0-3 dibabak pertama, pada babak kedua tuan rumah bangkit untuk menyamakan skor menjadi 3-3, yang membuat perburuan tiket harus ditentukan pada matchday terakhir 7 Desember mendatang dimana Liverpool menjamu Spartak Moskow sementara Maribor menantang Sevilla.

Di klasemen sementara Grup F ini, Liverpool masih memimpin dengan 9 poin, dibayangi Sevilla (8) dan Spartak Moskow (6). Tak ada pilihan lain, kalau Liverpool ingin lolos sebagai juara grup, mereka harus bisa menang di laga terakhir begitu juga Sevilla. Kalau satu diantara mereka kalah sementara Spartak Moskow menang besar dari Maribor, Liverpool atau Sevilla harus rela bermain di kasta kedua, Europa League.

Di markas lawan, tim tamu seperti akan meraih kemenangan mudah usai unggul 3-0 di babak pertama dari gol Roberto Firmino menit 2 dan 30 serta gol Saido Mane menit 23. Namun dibabak kedua tuan rumah bangkit.  Wissam Ben Yedder mencetak dua gol menit 51 dan penalti menit 60 sampai akhirnya Guido Pizarro memastikan hasil imbang di injury time menit 93.

Pelatih Liverpool Jurgen Klopp  menilai kebangkitan Sevilla karena kesalahan anak asuhnya sendiri. “Kami berhenti bermain di babak kedua. Kami punya satu senjata, bermain sepakbola, dan kami tidak melakukannya di babak kedua,” kata Klopp. “Rasanya seperti kalah tapi kami tidak kalah. Masih ada satu pertandingan dan nasib kami ada di tangan kami sendiri. Tapi saat ini rasanya sangat buruk,” Klopp menambahkan. (bbc)