SAMARINDA – Cabang olahraga sofbol dan bisbol Kaltim boleh dibilang memasuki masa suram. Itu menyusul bakal di-ekshibisi-kannya salah satu cabang olahraga andalan Benua Etam ini pada perhelatan Porprov VI tahun depan di Kutai Timur imbas dari kemungkinan tidak digelarnya Pra-Porprov tahun ini.

Hal ini tentu jadi pukulan telak bagi Pengprov Persatuan Softball dan Baseball Seluruh Indonesia (Perbasasi) Kaltim. “Harus diakui kegagalan sofbol meraih medali emas pada PON di Jawa Barat tahun lalu jadi pemicu turunnya prestasi dan antusias pemain di daerah. Apa yang didapat di PON 2016 lalu menurun dari PON 2008 dan 2012 lalu yang berhasil meraih perak. Kegagalan itu berpengaruh ke mental dan gairah atlet,” kata Firmanuddin, Ketua Perbasasi Kaltim yang akbar disapa Maman kepada media ini.

Hal ini kian diperparah dengan minimnya anggaran dan itu terlihat dari mininnya kejuaraan digelar di Kaltim . Terakhir hanya ada turnamen Walikota Cup 2017 di Samarinda beberapa waktu lalu.  “Kejuaraan di daerah sangat minim sekali setelah PON lalu, meskipun pembinaan kita tetap berjalan di masing-masing daerah. Itu disebabkan tidak adanya anggaran,” ungkapnya.

Namun Maman menegaskan pihaknya tetap konsisten menjalankan program pembinaan pemain. Terpilihnya lima 5 pemain untuk mengikuti seleksi nasional (seleknas) Asian Games 2018 tahun depan di Jakarta-Palembang  diharapkan membangkitkan cabang olahraga olahraga ini. “Ada 5 pemain yg masuk seleksi Asian Games. 1 pelatih masuk menjadi bagian tim Asian Games ini, semoga saja jadi motivasi bagi daerah untuk tetap membina pemain,” harapnya.

Selain itu pemain sofbol putri Fidilia Ritonga sudah pasti menjadi bagian timnas Indonesia di Kejuaraan Asian women Series. Fidilia punya kans tampil di World Series apabila timnas Indonesia menjuarai Asian Series.  Sedangkan untuk atlet putra, Kaltim menyumbangkan Chairul yang bakal bertarung di World Series. 

“Perlu tahapan yang sangat fokus dalam membina suatu prestasi. Karena prestasi dibentuk dengan perjuangan. Ini komitmen kami. Terbukti dari tahun 1997 kita tidak pernah putus atlet Kaltim mengisi slot di tim nasional,” sebut Maman. (rgn)