SAMARINDA – Cabang olahraga senam Kaltim sempat berharap banyak pada atlet mereka Nefi Nurbaeti. Sayangnya, peraih medali emas PON XVIII di Riau tahun 2012 silam dan PON XIX tahun 2016 di Jawa Barat tersebut tak bisa lagi bisa diharapkan mengulang sukses yang sama pada ajang berikutnya.

Cedera yang dialami Nefi membuatnya harus mengubur impian untuk berlomba pada kualifikasi PON 2019 dan tentu saja tak bisa tampil pada PON XX tahun 2020 di Papua. Hal ini membuat pengurus senam Kaltim mau tak mau harus segera mencari pengganti agar medali emas yang didapatkan Nefi dari kategori artistik putri bisa terus dipertahankan.

Ketua Harian Persatuan Senam Indonesia (Persani) Kaltim Encik Widyani menjelaskan, Nefi sebenarnya masih diharapkan untuk bisa tampil di kualifikasi tahun depan. “Tapi dia cedera dan sudah sulit untuk bersaing, makanya kami mau tak mau harus mencari pengganti. Terus terang di kategori artistik putri kami berharap pada Nefi, kalau untuk putra belum ada yang bisa memperlihatkan prestasi,” kata Encik.

Karena itulah Persani meminta kepada daerah-daerah terutama yang memiliki atlet agar terus membina pesenam mereka dengan baik. “Kami akan memantau melalui Porprov Desember mendatang dan berharap ada atlet berprestasi dari ajang itu yang bisa kami andalkan untuk tampil di tingkat nasional sekaligus regenerasi atlet senior yang sudah tidak lagi berlomba,” ucap mantan anggota legislatif ini.

Diakui Encik, kendala yang dihadapi senam adalah venue atau tempat latihan yang kurang memadai selain itu lokasinya juga sangat jauh. “Peralatan latihan senam banyak yang rusak karena sering bongkar pasang. Selain itu lokasi latihan juga jauh di Stadion Palaran Samarinda Seberang. Terus terang ini jadi kendala kami,” ungkapnya.

Dengan kondisi tersebut, mau tidak mau atlet senam harus mereka menjalani latihan diluar Kaltim yang memerlukan anggaran tidak sedikit. “Yang pasti kami tetap berusaha agar senam bisa terus berprestasi di tingkat nasional bahkan internasional,” harapnya. (rgn)