Jumat, 01/12/2017
Jumat, 01/12/2017
HARUS JELAS: Sepak takraw tak ingin masalah mutasi pemain nantinya mengganggu saat Porprov tahun depan berlangsung di Kutai Timur.
Jumat, 01/12/2017
HARUS JELAS: Sepak takraw tak ingin masalah mutasi pemain nantinya mengganggu saat Porprov tahun depan berlangsung di Kutai Timur.
SAMARINDA – Sepak takraw tak ingin kecolongan dengan kehadiran atlet mutasi tanpa status yang jelas namun bisa berlaga di arena Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VI tahun 2018 mendatang. Karena itu mereka meminta kepada seluruh daerah agar benar-benar memperhatikan status atlet ini kalau mau bergabung agar tidak muncul permasalahan seperti yang selama ini terjadi setiap kali Porprov berlangsung.
“Sudah bukan rahasia umum kalau daerah lebih mengutamakan gengsi demi meraih prestasi dengan mengambil atlet atau pemain dari luar melalui mutasi, padahal belum tentu status pindah si atlet sudah benar dan sesuai prosedur yang ditetapkan. Makanya mulai sekarang harus ada penegasan karena Porprov tinggal setahun lagi,” kata Sekum Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Kaltim Darmin Balfas.
Perpindahan atau mutasi atlet disebut sah jika pindah tugas, apabila sudah berkeluarga mengikuti suami atau istrinya, mendapatkan pekerjaan dimana daerah dituju dan mnegikuti orangtuanya dan itupun lamanya sudah dua tahun, tidak tiba-tiba pindah dan langsung bisa membela daerah yang diinginkan. “Saya sebagai teknical delegate baik Pra-Porprov maupun Porprov memutuskan sesuai dengan acuan dari KONI Kaltim tentang mutasi atle, selama atlet yang berasal dari luar daerah tidak bisa menghadirkan surat pindah selama itu juga atlet bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti Porprov tanpa terkecuali tuan rumah,” imbuhnya.
Saat Porprov 2010 silam di Bontang hal ini sudah pernah terjadi dimana atlet sepak takraw yang dihadirkan oleh daerah sudah mendandatangani pakta integritas siap untuk wakili Kaltim di Pra-PON dan PON 2012 silam di Riau. “Ternyata saat atlet bersangkutan dipanggil untuk mengikuti seleksi Pra-PON mereka tidak bisa hadir karena hanya membela daerah saja dan itu bukan berarti sudah menjadi atlet Kaltim. Hal seperti inilah yang kami hindari agar tidak lagi terjadi,” paparnya.
Darmin berharap daerah jangan hanya memikirkan gengsi untuk meraih prestasi dengan mengabaikan sportivitas. “Kami ingin membangun sepak takraw lebih baik lagi, dengan meraih prestasi di tingkat nasional, karena itu atlet yang ada harus benar-benar atlet Kaltim yang siap membela daerah kapan saja saat diperlukan,” paparnya. (rgn)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.