Jumat, 08/09/2017
Jumat, 08/09/2017
Jumat, 08/09/2017
SAMARINDA – Kepolisian perlahan terus mengungkap aksi pencurian 5 penjambret, yang dibekuk belum lama ini, dan mengaku beraksi tidak kurang dari 147 lokasi kejadian, dalam 2 tahun terakhir. Aksi mereka dominan dilakukan malam hari, yang diperparah dengan minimnya lampu penerang jalan.
Kepolisian berharap, ada perhatian dari pemerintah untuk ikut bekerja sama menekan kasus kriminal, dengan cara memasang dan memperbaiki lampu penerang jalan.
“Setelah adanya kejadian ini, kami malah berharap adanya pemasangan lampu penerangan jalan. Lihat saja, tanjakan di perumahan Villa Tamara (Jalan AW Syahrani), Jalan PM Noor dan di kawasan sambutan itu gelap,” kata Kapolsekta Samarinda Ilir, Kompol Chandra Hermawan.
Dia menjelaskan, permasalahan jambret di Samarinda bukan urusan polisi saja. “Ini (mengatasi jambret) bukan PR (pekerjaan rumah) kita aja, pemerintah juga beperan. Kita berupaya mencari (pelaku jambret), pemerintah juga harus turut mencegah,” tandasnya.
Chandra juga terus mengimbau kepada warga, agar tidak berpenampilan yang bisa memancing para pelaku kejahatan jalanan. “Jangan pancing-pancing pelaku untuk menjambet, seperti menaruh tas di setir, di cantolkan.
Kalau bawa tas, diselempangin saja kalau tidak pakai ransel. Jangan pakai perhiasan yang mencolok, seperti gelang dan cincin. Kalau pun mau memakainya, tutupin aja pakai jaket,” imbuhnya.
Diketahui, Senin (4/9) lalu, polisi menangkap lima orang terduga pelaku jambret, yang beraksi di banyak ruas jalan di Samarinda. Mereka adalah Rudi Hari Praseno (22) Farhan (20), Rudi Hermanto (28), Erhan (26) dan M Muslih (24). Salah satu pelaku bernama Rudi Hermanto, menurut polisi, berperan sebagai penyedia kendaraan yang digunakan pelaku lain untuk menjamret. (dor)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.