JAKARTA – Duel Joko Widodo (Jokowi) versus Prabowo Subianto kemungkinan sulit terulang dalam Pilpres 2019. Elektabilitas keduanya mengalami penurunan, khususnya Prabowo, yang malah mulai tenggelam.

Hal ini terlihat dari hasil survei Media Survei Nasional (Median) yang dirilis pada Senin (2/10). Dari survei ini terlihat elektabilitas Jokowi saat ini sekitar 36,2% di atas Prabowo Subianto, yang kini tinggal 23,2%.

“Dari hasil survei terlihat elektabilitas Jokowi tidak aman, sementara Prabowo semakin turun. Rasanya sulit membayangkan hanya ada dua pasang capres, Jokowi dan Prabowo, di Pilpres 2019,” kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun di Rumah Makan Bumbu Desa Cikini, Jakpus, Senin (2/10).

Survei digelar pada 14-22 September 2017 dengan sampel 1.000 responden di seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei menggunakan multistage random sampling dengan margin of error +/- 3,1% dan tingkat kepercayaan 95%. Quality control dilakukan terhadap 20% sampel yang ada.

Dengan situasi elektabilitas yang kurang bagus bagi dua capres terkuat itu, sejatinya ada peluang bagi calon alternatif untuk muncul. “Ini adalah peluang bagi figur baru bila dia membaca mood dan keresahan publik untuk segera masuk gelanggang,” kata Rico.

Ada beberapa calon lain yang masuk radar survei capres. Namun elektabilitasnya memang masih sangat lemah. Sebut saja Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan (4,4%), Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (2,8%), hingga Wapres Jusuf Kalla (2,6%). Namun, jika diakumulasi, ada 40,6% publik yang ingin capres alternatif selain Jokowi dan Prabowo.

“Saat ini, terlihat publik menginginkan adanya alternatif figur kepemimpinan nasional selain Jokowi dan Prabowo. Bisa dilihat dari jumlah pemilih yang menjawab tidak ingin keduanya sebesar 40,6%. Ini lebih besar ketimbang pilihan terhadap Jokowi atau pilihan terhadap Prabowo,” katanya.

Lantas siapa tokoh yang punya peluang jadi kuda hitam di tengah persaingan klasik Jokowi vs Prabowo yang mulai tenggelam? (dtc)