Rabu, 04/10/2017
Rabu, 04/10/2017
WIRANTO mengusap air matanya. Dia harus berurusan dengan polisi gara-gara bawa sajam. (FOTO: SARDIMAN/KK)
Rabu, 04/10/2017
WIRANTO mengusap air matanya. Dia harus berurusan dengan polisi gara-gara bawa sajam. (FOTO: SARDIMAN/KK)
SAMARINDA – Berlaga layaknya jagoan. Penampilan seperti itulah yang ditunjukkan Wiranto Saputra alias Wira (19), ketika dia mendatangi sejumlah warga sambil membawa senta tajam (sajam) di Jalan Slamet Ryadi, Gang Hikmah, Kecamatan Sungai Kunjang.
Itu dilakukan Wiranto karena dia marah usai ditegur, lantaran mabuk-mabukan di depan rumah warga. Karena aksinya membawa sajam itu, Wiranto saat ini meringkuk di balik tembok penjara. Dia dijerat pasal 2 ayat 1 Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.
Berada di kantor polisi, Wiranto yang kesehariannya bekerja sebagai buruh angkut di pergudangan, tidak lagi garang. Dia malah menangis, ketika dinasihati oleh polisi. “Nanti kalau sudah bebas, jangan begitu lagi yah, jangan mabuk-mabukan. Lihatlah sekarang, tidak ada temanmu yang datang jenguk kamu kan?,” ujar polisi.
Kata-kata nasihat itu sontak membuat Wiranto terharu. Seketika itu, air matanya pun menetes. “Iya Pak, tidak ada teman yang datang jenguk,” jawabnya.
Wakapolsekta Sungai Kunjang Iptu Hardi menjelaskan, Wiranto ditangkap pada Senin (2/10) sekitar pukul 01.00 WITA dini hari. Awalnya Wiranto sedang mabuk-mabukan di depan salah satu rumah warga, meminum miras. Karena resah dengan aktivitas sejumlah pemuda yang mabuk-mabukan itu, pemilik rumah lalu menegur mereka.
“Karena tidak terima, tersangka ini pulang ke rumahnya mengambil sebilah badik. Dia lalu kembali mendatangi orang yang menegurnya,” kata Hardi.
Sial, ketika datang rencananya untuk mengamuk, sudah banyak warga yang berkumpul. Wiranto pun langsung ditangkap warga, dan dia tepergok membawa sebilah senjata tajam. “Masyarakat menghubungi kami dan tersangka dijemput,” tandasnya.
Sementara itu, Wiranto berdalih, kalau dia cuma ingin menakut-nakuti warga, sehingga dia memilih kembali membawa senjata tajam. “Badik itu punya teman saya, saya mau nakut-nakuti saja,” ujarnya menangis. (dor)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.