Senin, 08/04/2019
Senin, 08/04/2019
Aktivis GMNI Balikpapan menggalang dukungan penolakan eksploitasi karst Sangkulirang Mangkalihat. (Istimewa/KoranKaltim.Com)
Senin, 08/04/2019
Aktivis GMNI Balikpapan menggalang dukungan penolakan eksploitasi karst Sangkulirang Mangkalihat. (Istimewa/KoranKaltim.Com)
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggalang dukungan masyarakat Balikpapan untuk menolak eksploitasi pegunungan karst Sangkulirang Mangkalihat di Kutai Timur. Aksi itu dilakukan di Lapangan Merdeka, Minggu kemarin (7/4/2019).
Penggalangan dukungan berupa pengumpulan tanda tangan dan diisi orasi serta pembacaan musikalisasi puisi yang menegaskan eksploitasi karst dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
"Kami ingin menunjukan bahwa masyarakat Balikpapan juga peduli dan menolak rencana eksploitasi pegunungan karst," kata penanggung jawab aksi, Andi Indar melalui rilis yang diterima korankaltim.com.
Menurutnya, kawasan karts tersebut tidak hanya mengadung kapur, namun juga penghasil sumber air bagi flora dan funa serta masyarakat sekitar. Kawasan itu juga terdapat bidang plaeonotologi, arkeologi situs fosil struktur geologi mineral.
Sehingga Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) melindungi kawasan karst Sangkulirang Mangkalihat. "Aksi ini kelanjutan dari unjuk rasa depan kantor Gubernur Kaltim di Samarinda beberapa waktu lalu," tegasnya.
Untuk diketahui, karst di Kutai Timur mengandung deposit kapur yang tinggi sebagai bahan baku semen. Sehingga, investor asal Zhengjiang yang merupakan perusahaan raksasa Hongshi Holdings siap berinvestasi sebesar USD2,1 miliar atau sekitar Rp29 triliun.
Penulis / Editor : Hendra
Aktivis GMNI Balikpapan menggalang dukungan penolakan eksploitasi karst Sangkulirang Mangkalihat. (Istimewa/KoranKaltim.Com)
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggalang dukungan masyarakat Balikpapan untuk menolak eksploitasi pegunungan karst Sangkulirang Mangkalihat di Kutai Timur. Aksi itu dilakukan di Lapangan Merdeka, Minggu kemarin (7/4/2019).
Penggalangan dukungan berupa pengumpulan tanda tangan dan diisi orasi serta pembacaan musikalisasi puisi yang menegaskan eksploitasi karst dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
"Kami ingin menunjukan bahwa masyarakat Balikpapan juga peduli dan menolak rencana eksploitasi pegunungan karst," kata penanggung jawab aksi, Andi Indar melalui rilis yang diterima korankaltim.com.
Menurutnya, kawasan karts tersebut tidak hanya mengadung kapur, namun juga penghasil sumber air bagi flora dan funa serta masyarakat sekitar. Kawasan itu juga terdapat bidang plaeonotologi, arkeologi situs fosil struktur geologi mineral.
Sehingga Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) melindungi kawasan karst Sangkulirang Mangkalihat. "Aksi ini kelanjutan dari unjuk rasa depan kantor Gubernur Kaltim di Samarinda beberapa waktu lalu," tegasnya.
Untuk diketahui, karst di Kutai Timur mengandung deposit kapur yang tinggi sebagai bahan baku semen. Sehingga, investor asal Zhengjiang yang merupakan perusahaan raksasa Hongshi Holdings siap berinvestasi sebesar USD2,1 miliar atau sekitar Rp29 triliun.
Penulis / Editor : Hendra
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.