Senin, 15/01/2018

MUI dan BPIC Gelar Seminar dan Festival Hadrah

Senin, 15/01/2018

FESTIVAL HADRAH: Sejumlah peserta berfoto bersama saat diselenggarakan festival hadrah yang dilaksanakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim, bekerjasama dengan Badan Pengurus Islamic Center (BPIC) Kaltim. (Foto: Rusdi/kk)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

MUI dan BPIC Gelar Seminar dan Festival Hadrah

Senin, 15/01/2018

logo

FESTIVAL HADRAH: Sejumlah peserta berfoto bersama saat diselenggarakan festival hadrah yang dilaksanakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim, bekerjasama dengan Badan Pengurus Islamic Center (BPIC) Kaltim. (Foto: Rusdi/kk)

SAMARINDA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim, bekerjasama dengan Badan Pengurus Islamic Center (BPIC) Kaltim menyeleggarakan Seminar dan Festival Hadrah, dengan tema Revitalisasi Seni Budaya Islam di Tengah Kalangan Remaja Zaman Now, di Islamic Center Samarinda Sabtu (13/1) lalu.

Diikuti puluhan peserta dari pelajar, hingga mahasiswa muslim. Kegiatan seminar menghadirkan pembicara budayawan dan akadmisi dari IAIN Samarinda dan Universitas Mulawarman. “Kami hadirkan Ustadz Syaiful Arifin dan dan Ustadz Ahmad Haris, sebagai pembicara,” ujar Ketua Panita Sarip Saripudin.

Sarip mengatakan, penyelenggaraan kegiatan tersebut, didasari keprihatinan terhadap kesenian hadrah yang saat ini mulai ditinggalkan, khususnya oleh generasi muda.  Meski tak jauh berbeda dari habsyi, hadrah kata Sarip tak begitu digandrungi oleh anak muda, seperti halnya habsyi yang gaungnya masih terdengar.

Selain itu, kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan kecintaan generasi muda, terhadap kesenian islami, di tengah gempuran kesenian global, yang jauh dari nilai-nilai keislaman.

“Ya kita mencoba mengenalkan dulu, melalui lomba ini.  Hari ini ada 6 grup dari Samarinda dan Tenggarong. Itu saja saya butuh waktu 2 bulan untuk mencari peserta.  Ke depan kami akan mencoba menggelar lomba yang lebih besar,” tukasnya.

Secara umum, perbedaan hadrah dan habsyi kata dia hanya pada penggunaan alat musiknya saja.  Sementara syair, dan lagu yang disenandiungkan tak jauh berbeda.  “Dan kalau hadrah itu, ada rudatnya atau penarinya,” paparnya. (adv/rs)

MUI dan BPIC Gelar Seminar dan Festival Hadrah

Senin, 15/01/2018

FESTIVAL HADRAH: Sejumlah peserta berfoto bersama saat diselenggarakan festival hadrah yang dilaksanakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim, bekerjasama dengan Badan Pengurus Islamic Center (BPIC) Kaltim. (Foto: Rusdi/kk)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.