Jumat, 19/01/2018

ADO Samarinda Minta Jaang Terbitkan Perwali

Jumat, 19/01/2018

Ilustrasi

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

ADO Samarinda Minta Jaang Terbitkan Perwali

Jumat, 19/01/2018

logo

Ilustrasi

SAMARINDA - Siapa tak butuh transportasi online.  Sejumlah platform menyediakan beragam kemudahan, di tengah sibuknya kehidupan di Kota Tepian.  Tapi siapa juga yang tahu, ternyata di Samarinda, kini sudah ada lebih dari 4 ribu driver Ojek Online (Ojol).  Angka itu bukan main-main.  Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Asosiasi Driver Online (ADO) Samarinda Fadel Balher menyebut, itu baru dari 2 aplikasi besar yakni Go-jek dan Grab.

Lalu apa dampaknya.  Bagi masyarakat mungkin kita jadi punya banyak pilihan, hendak gunakan aplikasi mana, dan siapa drivernya.  Tapi tak demikian nasib para Ojol.  Fadel yang juga menekuni profesi sebagai driver Ojol di Gojek sejak 2016, mengakui adanya penurunan pendapatan secara drastis, karena jumlah Ojol meningkat pesat.

“Mulai terasa sejak September 2017 kemarin.  Biasa saya bisa dapat Rp3 juta, sekarang paling-paling Rp1,5 juta sebulan,” ujar Fadel saat ditemui Koran Kaltim usai mengikuti rapat di Kantor Dinas Perhubungan Kaltim Samarinda Jumat (19/1) kemarin.

Fadel membeber, ada sekitar 30 dirver baru direkrut oleh Gojek dan Grab setiap harinya.  “Itu baru yang datang langsung ke kantor, belum yang online,” tukasnya.  Dengan demikian, ia khawatir jika terus dibiarkan, maka persaingan tak hanya terjadi dengan para ojek konvensional.  Tapi dengan sesama Ojol, bahkan di aplikasi yang sama.  

“Ya kami jadi susah cari orderan,” tuturnya.  

Untuk itu, ia berharap pemerintah segera turun tangan, mengingat saat ini Ojol sudah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat. Pemerintah, kata Fadel musti membuat kebijakan, yang mengatur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan dan operasional Ojol khususnya di Samarinda.  Ia mengaku sudah beberapa kali menyampaikan usulannya secara resmi kepada Dinas Perhubungan Kota Samarinda, Polresta Samarinda, Walikota Samarinda Syaharie Jaang, hingga Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.

“Tapi sampai sekarang tak ada tanggapan, hanya dari Dinas Perhubungan saja. Kami perlunya kan semacam Peraturan Walikota (Perwali)” tegasnya. “Ini kami seperti anak haram, dibutuhkan tapi tak dianggap,” imbuhnya.  

Ia mencontohkan, hal serupa sudah didahului kota tetangga Balikpapan.  Di Kota Minyak, Perwali yang mengatur ‘tetek-bengek’ mengenai Ojol sudah diterbitkan.  Meski tak sepenuhnya memuaskan para driver Ojol, tapi setidaknya peraturan tersebut sudah ada, sehingga kesan bahwa pemerintah hadir sudah dilakukan.

“Kami minta di Perwali nanti ada semacam peraturan mengenai pembatasan jumlah Ojol, lalu kebijakan -kebijakan lain.  Kami siap menjalankan regulasi, apabila pemerintah mengatur dengan baik.  Kan itu sudah dilakukan pemerintah di Taksi Online,” tutupnya. (rs)


ADO Samarinda Minta Jaang Terbitkan Perwali

Jumat, 19/01/2018

Ilustrasi

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.