SAMARINDA - Di tengah berkurangnya anggaran, Dana Akokasi Khusus (DAK) menjadi salah satu tumpuan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan Pemkot Samarinda. Dalam penggunaannya, pemkot diwajibkan menggunakan anggaran hingga 75 persen sampai batas pertengahan tahun, jika tidak terlaksana anggaran selanjutnya tidak akan dikucurkan oleh pemerintah pusat. 

Namun Kabag Pembangunan Pemkot Samarinda Anwar Juhri mengatakan targetnya sudah melampaui batas.

“Target 75 persen sudah tercapai sejak tanggal 10 lalu bahkan telah melebihi target,” ujar Juhri.

Namun ia tidak dapat merincikan persentase pencapaiannya. Meski begitu, ia mengaku sempat khawatir jika penggunaan anggaran DAK tidak mencapai target.

“Khawatir pastilah, namun setelah melihat perkembangannya saat ini, kami kembali optimis bisa mendapatkan DAK lagi hingga 30 persen Rp 267,7 miliar, sebab kami sudah terhindar dari sanksi,” urai Juhri. “Sanksinya bila penggunaan tidak sesuai aturannya maka DAK selanjutnya tidak akan diturunkan,” sebutnya

Ia pun memperincikan anggaran DAK yang telah digunakan hingga kini mencapai Rp 29 miliar. Sedangkan untuk kucuran dana selanjutnya diharapkan dapat melebihi nilai awalnya. 

Ia juga menyebutkan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terbanyak menggunakan DAK yaitu Dinas Kesehatan (Dinkes).

“Salah satunya untuk pembangunan gedung bedah di RSUD Aw Syahranie itu Rp 44 miliar. Lalu ada juga Dinas PUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang juga menerima dana besar karena mereka banyak kegiatan fisiknya yaitu pembangunan jembatan, peningkatan jalan, dan drainase. Sedangkan OPD lainnya yang juga menerima anggaran besar yaitu Disperkim (Dinas Perumahan dan Permukiman, Dinas Pendidikan, Dinas Perdagangan,” demikian Juhri. (ms)