SAMARINDA – Di tengah APBD yang seret, seharusnya bantuan dari Pemerintah Pusat digunakan sebagai talangan dana untuk membangun atau merehabilitasi sarana fisik. Salah satunya DAK di bidang pendidikan.

Namun, nyatanya kegiatan rehabilitasi gedung sekolah tak dilakukan. Padahal, Dinas Pendidikan (Disdik) merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mendapat banyak anggaran dalam Dana Alokasi Khusus (DAK). 

Kepala Disdikbud Samarinda Ahmad Hidayat mengatakan DAK yang diterima pada triwulan pertama digunakan hanya untuk pengadaan buku. Sedangkan untuk rehabilitasi gedung belum terlaksana hingga saat ini. 

“Untuk pelaksanaan kegiatan rehabilitasi memang belum kita lakukan dalam triwulan pertama, namun secepatnya kami lakukan dengan kucuran DAK selanjutnya,” terang pria yang akrab disapa Dayat, Selasa (2/7).

Ia menyebutkan beberapa target yang menjadi sasaran rehabilitasi dengan menggunakan DAK yaitu SDN 013 Palaran dan SDN 09 Palaran. Total anggaran diperkirakan mencapai Rp 695 miliar.

Sedangkan total secara keseluruhan DAK untuk Disdik senilai Rp 2,3 miliar. Dana ini sudah dipecah untuk pengadaan buku koleksi perpustakaan Rp 900 juta. Tersisa untuk rehabilitasi sekolah Rp 1,4 miliar.

Menurut Pelaksana tugas (Plt) Asisten II Sekretaris Kota (Sekkot) Bidang Ekonomi dan Pembangunan Anwar Juhri, penggunaan dana DAK dari Disdik hanya terealisasi untuk pengadaan buku koleksi Perpustakaan Daerah. 

“Sebenarnya kami pun sudah meminta agar pihak Disdik melaksanakan kegiatan rehabilitasi gedung. Belum juga direalisasikan,” ujar pria yang akrab disapa Anwar. 

Akibatnya, DAK untuk kegiatan rehabilitasi gedung terancam tidak akan dikucurkan lagi oleh pusat. “Namun saya kurang memahami penyebabnya apa. Yang jelas ini ketiga kalinya Disdik tidak melaksanakan bidang ini, kalau alasannya SDM sebenarnya kan sudah memadai,”demikian Anwar. (ms)