SAMARINDA - Wajar bila Walikota Samarinda, Syaharie Jaang dianugerahi penghargaan dari Presiden RI sebagai kepala daerah dengan kepedulian paling tinggi dalam hal pengendalian masalah kependudukan. Karena dalam setiap kebijakan maupun tindakan nyata di lapangan, orang nomor satu di Kota Samarinda ini selalu memberikan perhatian khusus soal ini. Salah satu yang paling nyata adalah dengan menjadikan sejumlah wilayah sebagai percontohan kampung Keluarga Berencana (KB). 

Setelah di Makroman Sambutan dan Sungai Dama Samarinda Ilir serta beberapa wilayah lainnya belum lama ini, Kamis (14/9) siang giliran Kelurahan Gunung Panjang, Samarinda seberang. Tepatnya di Jalan APT Pranoto, Komplek Perumahan Bukit Pinang Kencana. Dengan pencanangan kampung KB tersebut, diharapkan semakin banyak warga yang mengikuti program KB, sehingga kedepan masa depan anak bangsa lebih diperhatikan. Secara otomatis Sumber Daya Manusia (SDM) di kota ini juga semakin mantap di satu sisi, dan kesejahteraan warga juga semakin baik seiring minimnya beban tanggungan keluarga.

“Ini Kampung KB keenam di Kota Samarinda yang kita launching. Saya hanya berharap supaya jangan sampai launching ini hanya sekedar seremonial belaka atau hanya memenuhi target tertentu. Tetapi harus diikuti dengan langkah dan program nyata di tengah masyarakat,” ujar Jaang dalam sambutannya.

Ia juga berpesan agar jangan sampai ada orang tua di Kota Samarinda yang menelantarkan anaknya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun masa depan pendidikannya. Senakal apapun anak, tetap harus menjadi tanggung jawab orang tua untuk menjadikannya SDM yang bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun masyarakat luas.

“Termasuk para guru di sekolah. Jangan pernah sekali-kali kucilkan anak yang nakal ataupun telantarkan anak-anak yang kemungkinan malas mengerjakan PR. Semuanya harus dirangkul dididik secara baik biar bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa,” pesannya.

Yang juga tidak kalah penting lanjut dia, dalam hal memberikan pendidikan, jangan sampai ada pembedaan. Semua anak bangsa dari latarbelakang suku, agama, dan golongan apapun berhak mendapatkan pendidikan yang sama. Karena itu, semua anak sekolah juga berhak mendapatkan perhatian yang sama dari para guru. Bahkan anak yang putus sekolah sekalipun masih memiliki harapan untuk meraih masa depan yang cerah dengan mengikuti ijazah paket A (setara SD), paket B (setara SMP), maupun paket C (setara SMA). “Sama dengan yang kita terapkan di Pemkot Samarinda selama ini. Dalam pembangunan, kita tidak pernah membeda-bedakan. Semua warga berhak untuk menikmati buah dari pembangunan di kota ini,” pungkas Jaang. (ms/*)