Sabtu, 23/09/2017
Sabtu, 23/09/2017
Sabtu, 23/09/2017
SAMARINDA - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur memprediksi inflasi daerah setempat pada triwulan III tahun 2017 mengalami kenaikan ketimbang triwulan sebelumnya, yakni dari 4,54 persen menjadi kisaran 4,50 hingga 4,90 persen.
“Pada triwulan III-2017, inflasi Kaltim diperkirakan meningkat lebih tinggi ketimbang triwulan sebelumnya,” ujar Pelaksana Tugas Kepala BI Perwakilan Kaltim Mohd Irwan, kemarin.
Sampai dengan Juli 2017, inflasi Kaltim untuk tahun kalender mencapai 2,77 persen (ytd), atau secara tahunan sebesar 4,09 persen (yoy).
Menurut Irwan, kenaikan inflasi tahun kalender sampai dengan Juli 2017 lebih dipengaruhi oleh kelompok “administered prices”, yakni harga yang dikendalikan oleh pemerintah.
Ia juga mengatakan bahwa laju inflasi Kaltim pada triwulan II-2017 mengalami peningkatan, yakni dari 3,89 persen (yoy) pada triwulan I-2017 menjadi 4,54 persen (yoy) di triwulan II.
Irwan menambahkan, pergerakan inflasi Kaltim pada triwulan II-2017 sejalan dengan inflasi nasional yang naik dari 3,61 persen pada triwulan I menjadi 4,37 persen.
“Sedangkan dilihat berdasarkan disagregasinya, maka inflasi kelompok administered prices mengalami peningkatan paling signifikan, naik dari 9,56 persen pada triwulan I menjadi 13,53 persen di triwulan II,” jelas Irwan.
Kenaikan inflasi kelompok administered prices dipicu oleh tingginya permintaan angkutan udara selama masa Ramadhan dan Idul Fitri, termasuk penghapusan subsidi listrik pelanggan golongan 900 VA tahap ketiga. Sementara itu, kelompok inti (core inflation) dan kelompok volatile food (harga bergejolak) sama-sama mengalami penurunan tekanan pada triwulan II 2017.(ant)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.