Minggu, 24/09/2017
Minggu, 24/09/2017
Minggu, 24/09/2017
SAMARINDA – Menangani persoalan banjir, erat kaitannya dengan kegiatan normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) yang saat ini sudah berjalan hingga 5 kilometer (km). Sedangkan total secara keseluruhannya 17 km, sehingga masih memerlukan anggaran untuk nromalisasi SKM sepanjang 12 km lagi.
Namun bukan perkara mudah dalam menormalisasi SKM, menurut perhitungan konsultan penataan dan pengendalian banjir SKM Eko Wahyudi, selama lima tahun ini anggaran yang sduah dikucurkan sudah mencapai Rp270 miliar.
“Namun kegiatannya berdasarkan masterplan yang sudah ada. Seperti sekarang, idealnya SKM dilebarkan hingga 40 meter. Pasalnya, desain yang ada saat ini untuk penanganan banjir 50 tahun ke depan,” kata Eko.
Sehingga menurutnya perlu pemasangan tanggul, turap atau parapet yang disesuaikan dengan anggaran yang ada.
Pengerjaanya dimulai dari SKM bagian hulu atau Gunung Lingai ke arah Waduk Benanga tidak dilakukan penurapan, namun hanya berupa penanggulan.
“Tapi untuk kawasan yang masih rimbun akan dipertahananan. Sebab hal ini berbeda dengan dengan SKM yang berada di kawasan perkotaan,” urainya.
Eko juga menyebutkan normalisasi sungai berupa pengerukan harus dilakukan dan sesuai dengan penempatan sempadannya, sehingga tinggal menentukan luasan kanan dan kiri saja.
“Dalam normalisasi SKM itu sudah pasti sesuai dengan ketentuan desain dalam program pengendalian banjir. Apalagi pemkot menangani drainase di perkotaan sehingga terhubung melalui anak SKM,” je;asmua.
Karena itu, menurutnya persoalan sosial harusnya menjadi tanggung jawab pemkot agar dapat menjalankan tugasnya dalam normalisasi banjir.
“Makanya dalam desain penanganan banjir harus bisa mencapai hingga 50 tahun agar mendapatkan perhitungan yang ideal,” demikian Eko. (ms)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.