Minggu, 09/07/2017

Raih Lulusan Terbaik Magister Ilmu Hukum Fahum Unmul

Minggu, 09/07/2017

Buherah

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Raih Lulusan Terbaik Magister Ilmu Hukum Fahum Unmul

Minggu, 09/07/2017

logo

Buherah

TERLAHIR sebagai anak seorang petani yang hidup dalam serba keterbatasan tidak menghalangi tekad Buherah untuk meraih kesuksesan. Buktinya putra pasangan dari Bapak Colle dan Ibu Almarhum Nasirah ini baru saja merampungkan studi pasca sarjana dengan menyandang predikat lulusan terbaik Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman. 

Pria kelahiran Bone, 14 Maret 1971 ini meraih IPK 3,80 dengan masa studi dua tahun dan menyandang status sangat memuaskan. Gelar ini menjadi buah perjuangan hidup Buherah. 

“Alhamdulillah saya berhasil menuntaskan studi S2 di Fakultas Hukum Unmul. Terima kasih kepada dosen pembimbing I Bapak DR La Sina, SH M.Hum dan Dosen Pembimbing II Ibu DR Rosmini SH MH, Dekan Fahum Bapak DR Ivan Zairani Lisi SH SSos MHum beserta dosen Fakultas Hukum, Rektor Unmul Prof DR Masjaya MSi dan segenap Civitas Akademika Unmul serta kepada orang-orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan saya,  yakni orangtua dan istri serta anak-anak saya yang selalu memberikan support sehingga saya memperoleh predikat lulusan terbaik dalam pelaksanaan Yudisium Fakultas Hukum tahun ini,” kata Buherah. 

Perjalanan hidup suami dari Haryati Arif SPd ini penuh rintangan. Semasa sekolah, Buherah harus menempuh jarak berkilo-kilometer berjalan kaki dan hidup terpisah dengan orangtua. Namun, perjuangan puluhan tahun silam menjadikan ayah dari Muhamad Idil Adha dan Afifah Nadhif Atiqah, tangguh hingga menjadikannya sebagai orang sukses dan diperhitungkan dalam dunia politik. 

“Saya lima bersaudara, saudara kandung tiga orang, saudara tiri dua orang. Sejak SD, saya ke sekolah jalan kaki, kalau belajar di rumah ketika malam ya hanya pake pelita saja,” ungkapnya.

“Sekolah SMP juga pun demikian kurang lebih 18 kilometer pulang pergi dengan naik sepeda pancal. Kalau sepeda rusak terpaksa harus jalan kaki,” imbuhnya. 

Dari sekian banyak kisah pilu yang dikenangnya selama mengenyam pendidikan, ada yang sangat berkesan dan melekat erat diingatannya kisah itu ialah saat ia menempuh sekolah tingkat atas. Bermodal ikhtiar dan tekad yang kuat, Buherah harus terpisah dari keluarga.

“Ketika sekolah di Samarinda, saya banyak berjalan kaki. Ini agar irit biaya karena saya ngekos dan orangtua hanya petani. Karena biaya terbatas, saya mencari tambahan biaya sekolah dengan mencuci mobil dan motor. Waktu itu, saya juga  sering kehabisan sembako karena belum ada kiriman dari orangtua, saya terpaksa tidak makan siang. Kalau tidak punya apa-apa lagi dan belum ada kiriman, saya pun harus berhutang di warung,” kenangnya.

“Ada cerita paling pahit dengan teman satu kos dulu, ketika tidak ada lagi sembako, saya berdua dengan teman kos pergi ke Pasar Segiri untuk menjual pakaian bekas. Hasil jual itu kami belikan singkong untuk makan siang. Kalau mengingat kejadian itu, rasanya mau menetes air mata saya,” kenangnya lagi. 

Buherah sengaja memilih Ilmu Hukum karena erat kaitannya dengan kehidupan bersosial setiap harinya. “Saat ini nampaknya berbagai problema yang begitu sangat dinamis dengan berbagai tantangan. Menurut saya dengan berbagai problema itulah, ilmu hukum itu sangat berperan secara mendasar,” ucapnya.

Ia berpesan kepada generasi muda saat ini untuk bersungguh-sungguh dalam mewujudkan cita-cita. Bagi Buherah, tidak ada yang tidak bisa selama ada ikhtiar dan kemauan, tekad yang kuat, bersungguh-sungguh dan niat yang tulus ikhlas. 

“Bahwa ilmu pengetahuan itu bukan diukur dari faktor keturunan, tetapi siapa yang bersungguh-sungguh maka itulah yang mendapatkan, manjadda wajada. Sekalipun orangtua professor terkenal, ulama tersohor kalau anaknya tidak mau belajar Insha Allah tidak akan mendapatkan apa-apa dalam kehidupannya,” tegasnya.

“Jangan menyerah syukuri apa yang ada, hidup kita ini adalah anugerah, jalani hidup ini, lakukan yang terbaik, Insha Allah semua ada berkah,” imbuhnya. (adv/hei)

Raih Lulusan Terbaik Magister Ilmu Hukum Fahum Unmul

Minggu, 09/07/2017

Buherah

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.