Minggu, 18/11/2018
Minggu, 18/11/2018
Safuad
Minggu, 18/11/2018
Safuad
KORANKALTIM.COM. SAMARINDA – Taman Hutan Rakyat (Tahura) di Bukit Soeharto, poros jalan Samarinda-Balikpapan, sempat mengalami masa kejayaan karena jadi hutan yang dilindungi dan jadi pusat penelitian sektor kehutanan. Namun seiring kian majunya pembangunan, Tahura tak lagi seperti dulu, manfaatnya untuk masyarakat banyak mulai berkurang.
Karena itulah perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan terhadap Tahura oleh dinas terkait dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan dan Dinas Kehutanan agar tidak semakin tergerus terutama pengerukan lahan tambang batu bara.
Hal ini disampaikan anggota Komisi III DPRD Kaltim Safuad yang sangat berharap sisa kejayaan Tahura dapat kembali dioptimalkan agar manfaatnya dapat kembali dirasakan seperti sebelumnya. "Hal yang paling sering manjadi permasalahan di Tahura adalah tambang batu bara yang semestinya tidak diperbolehkan," ungkap Safuad.
Sebagai kebanggaan Kaltim, ikon nasional dan hutan konservasi, Tahura wajib dilestarikan. Untuk menjaga keamanan banyak hal yang perlu diperhatikan. misalnya aturan tentang jarak bahu jalan ke pohon minimal 15 meter. Sehingga wajar saja jika dilakukan penebangan pohon yg berpotensi membahayakan pengguna jalan terutama musim hujan.
Apalagi kalau ada angin kencang tak jarang pohon bisa tumbang. Sebaiknya jangan setelah terjadi tragedi musibah akibat pohon tumbang kita baru bertindak. Yang penting pohon yg ditebang hanya pohon yg berpotensi rapuh atau sudah rapuh akarnya.
"Kami mengapresiasi pihak-pihak yang telah berupaya untuk menjaga keamanan dan kelestarian Tahura, yang terpenting dari keberadaan Tahura adalah bagaimana menjaga kelestariannya demi keseimbangan ekosistem alam sehingga manfaat nya bisa kita dapatkan," sebut Safuad. (adv/*3)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.