KORANKALTIM.COM, SAMARINDA-- Harga batu bara yang cenderung fluktuatif berpengaruh terhadap sejumlah perusahaan. Tidak sedikit perusahan yang bergerak di bidang emas hitam itu harus mengurangi karyawannya agar mampu bertahan.

Hal itu menyebabkan banyaknya pengangguran yang dapat memicu tingginya angka kemiskinan. 

Ini diungkap anggota DPRD Kaltim Seno Aji  usai menyerap aspirasi masyarakat atau reses di Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, belum lama ini.

"PHK massal yang dilakukan perusahaan pertambangan batu bara dan minyak akibat menurunnya harga pasar global memberikan dampak yang cukup besar sehingga menimbulkan persoalan baru yang harus diselesaikan,"sebutnya.

Ia menyebutkan, tak banyak yang dapat dilakukan oleh eks karyawan tambang untuk memenuhi kebutuhan harian. Mereka bekerja serabutan termasuk bercocok tanam walaupun minim pengalaman.

Oleh sebab itu, diperlukan program dan cara yang intensif oleh pemerintah untuk mengatasi persoalan yang tidak bisa dipandang sebelah mata itu agar perekonomian masyarakat dapat meningkat sehingga tercipta kesejahteraan yang merata.

Dicontohkannya, dengan mempertemukan antara pemberi kerja dengan pencari kerja dalam satu wadah dan pertemuan yang difasilitasi dan diinisiasi oleh dinas terkait. Hal ini dimaksudkan agar baik para pencari kerja maupun perusahaan tidak akan kesulitan lagi dalam mendapatkan informasi yang diperlukan. 

Selain itu, program pelatihan harus digalakkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia berupa pengembangan keterampilan sesuai dengan bakat dan hobinya masing-masing. Program ini dimaksudkan dalam rangka mencetak pekerja-pekerja handal dan professional.(adv)