Kamis, 08/06/2017
Kamis, 08/06/2017
Kamis, 08/06/2017
SAMARINDA-Mursidi Muslim juru bicara Fraksi Golkar DPRD Kaltim menyarankan agar pengelolaan sumber daya alam Kaltim dilakukan hilirisasi, sehingga tidak lagi melakukan ekspor bahan mentah yang selama ini mencapai angka 90 persen. Hal itu disampiakannya dalam Rapat Paripurna ke-XV DPRD Kaltim dengan agenda penyampaian Pemandangan Umum Fraksi DPRD Kaltim terkait tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD tahun 2016.
Hal itu juga, kata Mursidi disampaikan dalam rangka menyikapi kondisi ekonomi makro Kalimantan Timur yang kurang menguntungkan beberapa tahun terakhir. Selain itu pemerintah dinilai perlu meningkatkan kualitas Infrastruktur dan melakukan diversifikasi komoditas ekspor dan mendorong pengelolaan industri pengolahan CPO menjadi oleokimia di Kalimantan Timur.
“Pemerintah juga perlu mendorong upaya peningkatan penyediaan energi listrik, melalui program listrik nasional dalam rangka mengantisipasi kebutuhan listrik Kaltim yang selalu meningkat dan melakukan percepatan dibidang perijinan sehingga memberikan daya tarik kepada investor untuk menanamkan modalnya di Kalimantan Timur,” ungkapnya.
Hal itu menurut Fraksi Golkar merujuk pada pertumbuhan ekonomi Kaltim Tahun 2016 sebesar 0,38 persen. Sementara 2015 sebesar 1,21 persen, penurunan pertumbuhan ekonomi Kaltim ini disebabkan oleh penurunan kegiatan subsektor pertambangan batubara, tanaman pangan, perkebunan semusim, dan jasa perusahaan, antara 3 - 5,9 persen.
Pada sektor industri pengolahan non migas mengalami fluktuasi, pada Tahun 2015 sempat mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 6,56 persen dibandingkan pada Tahun sebelumnya sebesar 2,14 persen. Namun pada 2016 kembali mengalami penurunan pada angka 3,01 persen .
“Perlambatan ekonomi Kaltim dipicu oleh penurunan kinerja ekspor luar negeri sebesar 9,88 persen. Juga lesunya permintaan batubara dunia, dan rendahnya harga komoditas internasional terutama di negara-negara andalan tujuan ekspor sektor pertambangan batu bara,” papar Mursidi.
Begitu juga dengan tingkat kemiskinan menurun dari 6,23 persen pada 2015 menjadi 6,11 persen pada 2016, pengangguran terbuka meningkat menjadi 7,95 persen pada 2016 dari 7,50 persen dari 2015 dan Inflasi menurun dari 4,89 persen pada 2015 menjadi 3,39 persen di 2016. (adv/hms5)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.