Kamis, 30/11/2017
Kamis, 30/11/2017
SISIR SKM: Gubernur Awang Faroek saat menyisir sampah di sepanjang Sungai Karang Mumus.
Kamis, 30/11/2017
SISIR SKM: Gubernur Awang Faroek saat menyisir sampah di sepanjang Sungai Karang Mumus.
SAMARINDA - Guna menjaga daerah aliran sungai (DAS) baik Sungai Mahakam, Sungai Karang Mumus dan anak-anak sungai lainnya, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengimbau masyarakat Samarinda Seberang dan bantaran Sungai Karang Mumus untuk tidak melakukan kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK) di sungai.
Menurut Awang Faroek, jamban/water closet (WC) harus dibuat didarat bukan di sungai. Cara itu itu akan membuat sungai terlihat lebih rapi, bersih dan tidak terkesan merusak pemandangan. Apalagi Sungai Mahakam akan dijadikan jalur wisata cruise, sebagai pengembangan obyek wisata di Kaltim.
“Begitu juga dengan Sungai Karang Mumus. Semua aktivitas MCK, tidak boleh lagi, termasuk di anak-anak sungai lainnya. Kebersihan sungai harus kita jaga bersama,” tegas Awang Faroek Ishak pada pencanangan Gerakan Mitigasi Bencana yang dilaksanakan di lokasi trek dayung Bendungan Benanga, Lempake Samarinda, Selasa (28/11).
Selain larangan aktivitas MCK di sungai, Gubernur Awang Faroek juga meminta agar dapur yang menghadap ke sungai diubah menjadi beranda depan, sehingga menambah keindahan pemandangan rumah-rumah warga bila mengarungi Sungai Mahakam menggunakan kapal wisata.
“Untuk mewujudkan itu semua harus ada dukungan dan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat dalam rangka mendukung terciptanya keindahan dan kebersihan DAS. Jangan membuang sampah ke sungai, karena selain merusak pemandangan, juga dapat menyebabkan banjir.
“Mari bersama-sama menjaga lingkungan dan sungai-sungai kita sebagai salah satu upaya penanggulangan bencana. Kita harus mulai berbenah dan mempersiapkan diri agar kita selalu siap sedia untuk meminimalisir bencana,” pesan Awang.
Gubernur juga meminta seluruh masyarakat untuk melakukan penanaman pohon khususnya pada lahan terbuka dan kritis. Masih banyak ruang terbuka hijau di Kaltim yang bisa dimanfaatkan untuk penanaman pohon dan untuk daerah dengan tutupan lahan yang kritis dapat pula dilakukan perbaikan dengan penanaman/penghijauan kembali.
“Kami imbau masyarakat untuk terus melakukan penghijauan baik di lahan yang terbuka maupun lahan kritis. Mari bersama mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti bencana banjir, tanah longsor dan bencana lainnya,” papar Awang Faroek. (mar/sul/ri/adv)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.