BALIKPAPAN - NS (28) warga Jalan RE Martadinata, Kelurahan Mekarsari, Balikpapan Tengah terpaksa berurusan dengan polisi.

Dia diamankan pada akhir tahun 2018 lalu lantaran kedapatan menggunakan surat izin mengemudi (SIM) palsu.

Kejadian dipenghujung tahun tersebut terungkap bermula saat NS yang tengah mengemudikan mobil pikap melintas di kawasan Jalan Jendral Sudirman, tepatnya di kawasan Balikpapan Permai (BP).

Ketika itu, pelaku melanggar rambu-rambu lalu lintas yang di mana terdapat tanda larangan memutar balik, justru pelaku memutar balik. Alhasil, petugas Satlantas yang berjaga di kawasan tersebut langsung meniup pluitnya ke arah mobil yang dikemudikan pelaku. 

Karena merasa lengkap NS pun berhenti. Ketika diminta menunjukan surat-suratnya dengan santai pelaku mengeluarkan SIM miliknya yang tertulis B II Umum. Polisi yang melihat SIM pelaku merasa janggal dan kembali memeriksa secara detail SIM tersebut. Betul saja saat dilihat pejabat penandatangan di SIM itu tertulis nama Kapolres Balikpapan, AKBP Andi Azir Nizar, padahal SIM tersebut tertulis di terbitkan pada tahun 2017. Sementara di ketahui pejabat yang menduduki jabatan Kapolres Balikpapan di tahun itu adalah AKBP Jeffri Dian Juniarta.

Melihat pengemudi ini menggunakan SIM palsu kemudian anggota Satlantas langsung mengamankan pelaku beserta barang buktinya ke Mapolres Balikpapan.

Saat dikonfirmasi, Kasat Lantas Polres Balikpapan, AKP Noordhianto membenarkan kejadian tersebut. Dia juga mendapat informasi dari anggotanya di lapangan atas temuan pengemudi yang menggunakan SIM palsu tersebut.

“Saat anggota melihat adanya pelanggaran di jalan kemudian dihentikan dan diperiksa SIM nya ada kejanggalan di SIM itu, setelah diteliti dan dikonfirmasi ke kami, kami periksa di data base kami coba forensik data base yang ada di kami ternyata tidak sesuai.  Dan tidak ada nomor SIM tersebut, dan pejabat yang tertera juga tidak ada,” terang Noor sapaan akrabnya, kemarin.

Karena memastikan SIM tersebut palsu, pihak Satlantas langsung berkoordinasi dengan jajaran Satreskrim Polres Balikpapan untuk menindak lanjuti. Menurut Noor secara fisik SIM tersebut terlihat sangat berbeda dengan SIM aslinya. Dari permukaan, latar belakang foto, nomor SIM hingga pejabat yang menandatangani SIM tersebut semua berbeda. Meskipun material SIM yang digunakan sama seperti yang digunakan oleh pihak Satlantas.

“Nomor SIM nya kami lihat tidak terdaftar dan tidak lazim yang dikeluarkan secara otomatis oleh komputer, material sim secara persis sama seperti yang digunakan, tapi detailnya tidak sama,” bebernya.

Saat diintrogasi pihak kepolisian, NS mengaku mendapatkan SIM palsu tersebut dari seseorang di wilayah Kabupaten Paser, dengan cara memesan dan memberikan sejumlah uang.

“Informasinya dia minta tolong orang luar Balikpapan, dia minta dibuatkan SIM dengan membayar sejumlah uang kepada pembuatnya. Kami serahkan penanganannya ke unit Reskrim, silahkan tanyakan ke sana,” tegasnya.

Selama ini kasus SIM palsu ini baru pertama kali ditemukan oleh pihaknya di wilayah hukum Balikpapan. 

Saat dikonfirmasi Kasat Reskrim Polres Balikpapan, AKP Makhfud Hidayat membenarkan adanya pengungkapan kasus SIM palsu dan saat ini masih dilakukan pengembangan oleh anggotanya. “Ya benar, kami masih melakukan penyelidikan,” timpalnya.

Hingga saat ini NS masih menjalani serangkaian pemeriksaan di Mapolres Balikpapan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. (yud)