Selasa, 05/02/2019

Lumpur yang Timbun Jalan Berasal dari Pengerukan Tanah, Aktivitas Tambang Ilegal?

Selasa, 05/02/2019

ilustrasi / net

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Lumpur yang Timbun Jalan Berasal dari Pengerukan Tanah, Aktivitas Tambang Ilegal?

Selasa, 05/02/2019

logo

ilustrasi / net

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Camat Loa Janan, Muhaji, membenarkan bahwa badan jalan yang tertimbun lumpur di jalur Loa Janan - Tenggarong, tepatnya Desa Loa Duri Ulu berasal dari aktivitas pengerukan tanah.

Aktivitas itu berada di dataran tinggi yang letaknya di pinggir jalan kawasan tersebut. 

Dia menduga ada aktivitas tambang ilegal di sana.

“Enggak tau apakah di wilayah itu tanah yang diambil atau batu bara. kayaknya tambang ilegal, di pinggir jalan soalnya,” kata Muhaji saat diminta konfirmasi korankaltim.com, Selasa (5/2/2019).

Diketahui, longsor tersebut telah kesekian kalinya terjadi semenjak November tahun lalu. Wilayah tersebut selalu longsor ketika diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Muhaji tidak tahu pasti lokasi penggalian tersebut dikelola siapa. Tempat pengerukan tersebut, lanjutnya, sangat tertutup sehingga tidak diketahui pasti aktivitas apa di dalamnya.

“Enggak tahu juga, soalnya tertutup tempatnya. Dipagar ulin tinggi jadi tidak kelihatan di dalam, kalau sudah muncul masalahnya baru kelihatan,”tuturnya.


Penulis: Reza Fahlevi

Editor: Muh.Huldi

Lumpur yang Timbun Jalan Berasal dari Pengerukan Tanah, Aktivitas Tambang Ilegal?

Selasa, 05/02/2019

ilustrasi / net

Berita Terkait


Lumpur yang Timbun Jalan Berasal dari Pengerukan Tanah, Aktivitas Tambang Ilegal?

ilustrasi / net

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Camat Loa Janan, Muhaji, membenarkan bahwa badan jalan yang tertimbun lumpur di jalur Loa Janan - Tenggarong, tepatnya Desa Loa Duri Ulu berasal dari aktivitas pengerukan tanah.

Aktivitas itu berada di dataran tinggi yang letaknya di pinggir jalan kawasan tersebut. 

Dia menduga ada aktivitas tambang ilegal di sana.

“Enggak tau apakah di wilayah itu tanah yang diambil atau batu bara. kayaknya tambang ilegal, di pinggir jalan soalnya,” kata Muhaji saat diminta konfirmasi korankaltim.com, Selasa (5/2/2019).

Diketahui, longsor tersebut telah kesekian kalinya terjadi semenjak November tahun lalu. Wilayah tersebut selalu longsor ketika diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Muhaji tidak tahu pasti lokasi penggalian tersebut dikelola siapa. Tempat pengerukan tersebut, lanjutnya, sangat tertutup sehingga tidak diketahui pasti aktivitas apa di dalamnya.

“Enggak tahu juga, soalnya tertutup tempatnya. Dipagar ulin tinggi jadi tidak kelihatan di dalam, kalau sudah muncul masalahnya baru kelihatan,”tuturnya.


Penulis: Reza Fahlevi

Editor: Muh.Huldi

 

Berita Terkait

Lokasi CFD Tenggarong Pindah Besok Pagi, SK2 Bakal Bagikan 200 Sapoh untuk Para Pedagang

Pj Gubernur Kaltim Pantau Banjir di Mahulu, Penyaluran Listrik, Bantuan Pangan dan Air Bersih jadi Prioritas Awal

Dukung Gerakan Literasi Desa, Paser Terima Mobil Pusling diJakarta

Warga RT 13 Kelurahan Baru, Tenggarong Berembuk Manfaatkan Dana Rp50 Juta

Setelah Balikpapan, Dinkes Kaltim Siap Vaksinasi Lima Ribu Anak di Kota Samarinda

Dinsos Kaltim Kirim 1.500 Paket ke Mahulu, Kemensos RI juga Segera Beri Bantuan

Ribuan Orang Hadiri Tabligh Akbar Ustaz Abdul Somad di Masjid Al Qadar Tenggarong Siang Tadi

Kecamatan Tabang Diterjang Banjir Imbas Hujan di Hulu Sungai Belayan, BPBD Kukar Turunkan Tim Pantau Potensi Banjir Kiriman dari Mahulu

Hendak Menyeberang Jalan Saat Banjir di Mahulu, Karyawan Warung PHP Sebenaq Meninggal Dunia Pagi Tadi

Aktivitas Warga di Ibu Kota Mahulu Mulai Normal Setelah Sempat Diterjang Banjir

Kerap Mencuri di Rumah Kosong, Warga Perum Handil Kopi Sambutan Diciduk Polisi

Pabrik Smelter di Sangasanga Kembali Terbakar, Tiga Orang Alami Luka-Luka

Proyek Peningkatan Sistem Drainase Perkotaan di Tanjung Redeb Habiskan Anggaran Rp23,7 Miliar

Pengembangan Lahan Kakao Berau Baru 500 Hektare, Kelompok Tani Diminta Tak Alih Fungsikan Lahan

Ketergantungan Kaltim pada Sektor Pertambangan jadi Sorotan

Petani Kakao di Berau Diminta Bermitra dengan Perusahaan

Libatkan 14 Perusahaan, Disnaker Samarinda Buka Job Fair Pekan Depan

Aplikasi Perjalanan Dinas Dikritisi Anggota DPRD Samarinda, Sebut Jalan-Jalan untuk Adopsi Tata Kota

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.