Rabu, 13/02/2019

Penderita Gizi Buruk Terbanyak di Loa Kulu

Rabu, 13/02/2019

Kepala Puskesmas Loa Kulu, Nawawi

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Penderita Gizi Buruk Terbanyak di Loa Kulu

Rabu, 13/02/2019

logo

Kepala Puskesmas Loa Kulu, Nawawi

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG – Loa Kulu merupakan kecamatan dengan angka tertinggi kasus gizi buruk di Kutai Kartanegara. Pada Januari lalu, telah ditemukan delapan kasus kekurangan gizi, rinciananya empat kasus di Desa Jembayan, tiga Kasus di Desa Jongkang dan satu kasus di Ponoragan.

Kepala Puskesmas Loa Kulu, Nawawi, mengatakan delapan kasus tersebut adalah jumlah yang dapat didata. Pada 2016 lalu ditemukan tujuh kasus, lima kasus pada 2017 dan 2018. Sebagian penderita telah berhasil ditangani dan sisanya masih dalam tahap pemulihan.

 “Kami di sini sudah ada tenaga ahli gizi satu orang, ditambah lagi dari sarjana kesehatan masyarakat yang terus menyisir desa-desa kita  sehingga ditemukanlah sejumlah kasus tadi,” kata Nawawi kepada Korankaltim.com, Rabu (12/2/2019).

Menurutnya, kasus ini tidak hanya didasari faktor sosial ekonomi kemasyarakatan. Namun, terang Nawawi, juga diakibatkan perilaku masyarakat atau faktor bawaan dari gen anak itu sendiri .

“kalau anaknya memang menderita penyakit dan tidak diselesaikan itu akan menjadi pengaruh pada gizi anak tersebut.  Kita tinggal memperbaiki kinerja saja, dari Dinkes dan Puskesmas sudah ada gebrakan PMT (Pemberian Makan Tambahan) tapi itupun tidak cukup sebenarnya. Harapan kami memang dari pemda bisa memberikan anggaran lebih besar,” pungkasnya.


Penulis: Reza Fahlevi

Editor: Muh.Huldi

Penderita Gizi Buruk Terbanyak di Loa Kulu

Rabu, 13/02/2019

Kepala Puskesmas Loa Kulu, Nawawi

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.