Rabu, 12/06/2019
Rabu, 12/06/2019
Bank Indonesia mencatat komoditas daging ayam ras inflasi 3,88 persen pada Mei 2019. (Istimewa/KoranKaltim.Com)
Rabu, 12/06/2019
Bank Indonesia mencatat komoditas daging ayam ras inflasi 3,88 persen pada Mei 2019. (Istimewa/KoranKaltim.Com)
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Inflasi Kota Balikpapan tercatat 0,75 persen pada Mei 2019 atau meningkat sebesar 0,25 persen dibanding April lalu. Namun angka itu lebih rendah ketimbang rata-rata inflasi bulan Ramadan selama 3 tahun terakhir yang sebesar 1,16 persen.
Menurut data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan, Rabu (12/6/2019), inflasi yang terjadi pada periode ini disebabkan oleh peningkatan permintaan yang bersifat musiman hari besar keagamaan yaitu Ramadan dan menjelang Idulfitri 1440H.
"Secara tahunan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan mencatatkan angka sebesar 3,34 persen atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,32 persen dan Provinsi Kalimantan Timur sebesar 3,04 persen," kata Kepala KPw BI Balikpapan, Bimo Epyanto, Rabu (12/6/2019).
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Mei 2019 didorong oleh kelompok Bahan Makanan yang memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,48 persen. Itu dipicu lonjakan harga komoditas holtikultura dan sayuran terutama tomat sayur, cabai rawit dan ikan.
"Karena terbatasnya pasokan dari daerah pemasok serta kenaikan biaya distribusi sebagai dampak kondisi cuaca yang kurang kondusif," lanjutnya.
Di samping itu, peningkatan harga daging dan telur ayam ras dipengaruhi meningkatnya permintaan. Sedangkan, pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar menjadi kontributor inflasi terbesar kedua pada Mei 2019 dengan andil sebesar 0,10 persen yang disumbang oleh kenaikan tarif sewa rumah.
"Peningkatan biaya sewa rumah di Kota Balikpapan dialami setiap tahun sebagai bentuk penyesuaian terhadap kenaikan UMK dan biaya hidup," jelasnya.
Pada kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau terpantau menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen yang disebabkan meningkatnya permintaan di bulan Ramadan terhadap kue kering, soto, dan gula pasir serta penyesuaian harga air kemasan dan rokok.
Sementara itu, kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan turut memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara.
Ke depan, terdapat beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberi tekanan inflasi, diantaranya libur tahun ajaran baru yang berpotensi memicu kenaikan harga tiket pesawat, tingginya curah hujan berpotensi menggangu distribusi bahan pangan, risiko memasuki musim kemarau pada daerah sentra produksi terutama di pulau Jawa, dan potensi kenaikan biaya pendidikan.
Ke depan, BI tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1 persen pada 2019.
Penulis / Editor : Hendra
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.