Rabu, 19/06/2019
Rabu, 19/06/2019
Pengendara motor yang nekat menerobos banjir di DI Panjaitan kembali dongkol karena motornya mogok ( Foto: Adhi Abdhian / korankaltim.com)
Rabu, 19/06/2019
Pengendara motor yang nekat menerobos banjir di DI Panjaitan kembali dongkol karena motornya mogok ( Foto: Adhi Abdhian / korankaltim.com)
KORANKALTIM.COM,SAMARINDA - Diguyur hujan hanya kurang lebih 30 menit jalur menuju bandara APT Pranoto yaitu di Jalan DI Panjaitan kembali diterjang banjir. Walhasil warga Lempake dan sekitarnya yang menjadikan jalur tersebut jalur vital operasional, kembali kesal karena jalur yang mereka lintasi calap alias tergenang air cukup tinggi.
Bagi pemilik motor, mereka terpaksa menunggu surutnya genangan air di beberapa titik. Mulai dari simpang tiga Bukit Alaya – Jl. DI Panjaitan bagi yang menuju arah Lempake, begitupun sebaliknya warga terkumpul di area depan ruko Citra Town bagi yang menuju kearah kota atau Jl. Bukit Alaya/Jl. Ahmad Yani. Sedangkan bagi pemilik mobil, yang nekat, masih bisa menerobos banjir yang diperkirakan hingga sepaha orang dewasa di titik terdalam.
Diperkirakan kalau hujan betul-betul reda, genangan air bakal surut dalam hitungan 3-4 jam. Sampai berita ini dibuat, kondisi di lokasi itu masih hujan rintik-rintik pasca hujan deras Rabu (19/6/2019) sore tadi. “Terhambat lagi aktiftas harian gara-gara banjir, mau diterobos takut mogok. Terpaksa menunggu lagi,” keluh Syamsuddin, salah satu warga Gunung kapur Lempake yang bernaung di area ruko Alaya.
Dari pantauan korankaltim.com, titik-titik yang mengalami banjir parah ada tiga, pertama di DI Panjaitan simpang tiga menuju Mugirejo, area penurunan Bukit Alaya Jl. Di Panjaitan dan area sekitar terminal lempake. Di titik simpang tiga Mugirejo, menjadi titik terparah karena selain tinggi, arus kuat banjir di area itu berpotensi berbahaya bagi pengendara. Apalagi beberapa waktu lalu, akibat nekat menerobos banjir dengan arus yang kuat, membuat jatuh korban jiwa yang merupakan warga Kebon Agung. (*)
Penulis : Adhi Abdhian
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.