Rabu, 07/08/2019
Rabu, 07/08/2019
Suasana pembentukan Komite Ekraf di Gedung Bappeda Kukar ( Foto: reza/korankaltimcom)
Rabu, 07/08/2019
Suasana pembentukan Komite Ekraf di Gedung Bappeda Kukar ( Foto: reza/korankaltimcom)
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kutai Kartanegara (Kukar) telah terbentuk pada Rabu (7/8/2019). Komite tersebut diketuai oleh Kepala Bappeda Kukar Wiyono dan Akbar Haka selaku wakilnya.
Akbar mengatakan hal ini merupakan bentuk tindak-lanjut dari komitmen Bupati Kukar Edi Damansyah kala Kukar terpilih menjadi salah satu dari empat kabupaten/kota ekonomi kreatif selain kota Malang, Palembang dan Majalengka.
“Akhirnya kepala daerah diminta komitmennya untuk segera membentuk forum yang mana di dalamnya terisi akademisi, pemerintahan, komunitas dan media. Jadi, itu harus tergabung dalam satu forum yang bergerak untuk melahirkan konsep-konsep yang lebih fokus pada ekonomi kreatif di masing-masing daerah,” kata Akbar kepada Korankaltim.com.
Akbar menceritakan proses terpilihnya Kukar itu cukup pelik. Ketika proses seleksi 10 besar kabupaten/kota, Kukar yang diketuai Kepala Dinas Pariwisata Sri Wahyuni menghadapi sekitar 30 orang juri dari masing-masing sektor yang ada di badan ekonomi kreatif Indonesia.
Sempat disinggung bahwa ekonomi Kukar tidak terus bersandar pada sektor migas dan batu bara.
“Kita mulai mendorong pemerintah untuk beralih ke ekonomi kreatif, yang mana akhirnya Kukar sendiri terpilih sebagai kabupaten yang leading sector-nya seni pertunjukan, seni musik dan seni perfilman. Yang mana harapannya ketiga elemen ini menjadi lokomotif mendorong ekonomi lain bisa ikut ke depannya,” jelas salah satu pelaku seni ini.
Langkah kerja awalnya, lanjut Akbar, Komite Ekraf bersama Bupati menginginkan adanya Kreatif Hub yang mewadahi sejumlah komunitas elemen-elemen penting untuk berkreativitas layaknya di kota-kota besar dalam negeri maupun mancanegara.
“Kita maunya itu menggantikan gedung serapo jaman dulu, komunitas apa saja boleh pakai selama ada muatan ekonomi kreatifnya. Kemudian kita taruh spot-spot yang mengkurasi kuliner bermuatan ekonomi kreatif namun tidak melupakan local wisdom-nya,” tuturnya
“Harapan kita itu adalah titik-titik ketika komunitas atau orang luar kota luar pulau berkunjung ke Tenggarong, bilang, oh iya Tenggarong memang keren,” pungkasnya.
Penulis: Reza Fahlevi
Editor : M.Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.