Rabu, 11/09/2019
Rabu, 11/09/2019
Pengurus GAMKI bersama dengan Mahasiswa Papua yang berada di Samarinda untuk kuliah dan bekerja, usai melakukan diskusi tadi malam. ( Foto: IST)
Rabu, 11/09/2019
Pengurus GAMKI bersama dengan Mahasiswa Papua yang berada di Samarinda untuk kuliah dan bekerja, usai melakukan diskusi tadi malam. ( Foto: IST)
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Isu rasisme yang terjadi di Pulau Jawa beberapa waktu lalu berimbas pada konflik di Tanah Papua. Patut disyukuri itu tak terjadi di Kalimantan Timur.
Di Benua Etam, pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kaltim Selasa (10/9/2019) malam kemarin menggelar diskusi ringan bersama mahasiswa Papua yang berada di Kaltim, khususnya Samarinda terkait isu yang saat ini beredar.
Ketua DPD GAMKI Kaltim, Nixson Butarbutar mengaku prihatin dengan konflik yang terjadi di tanah Papua tersebut karena menurutnya Indonesia bukan hanya Jawa, Kalimantan, Sulawesi, ataupun Sumatera. Melainkan, Papua menjadi bagian dalam NKRI.
"Papua bagian dari NKRI. Ya, prihatin melihat itu adanya kerusuhan disana. Mudahan bisa segera selesai dan disini kita jaga kedamaian dengan saling menghormati satu sama lain," tuturnya.
Nixson mengajak seluruh muda-mudi Papua untuk tetap bisa menjaga kedamaian di Bumi Etam, termasuk dengan seluruh masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan hal-hal yang belum tentu kebenarannya. "Tetap damai, jangan terprovokasi dengan situasi dan kondisi yang terjadi," imbuhnya.
Sementara perwakilan mahasiswa Papua, Paskal mengaku senang dengan perhatian yang diberikan masyarakat Kaltim terkait dengan isu konflik yang terjadi, salah satunya GAMKI Kaltim. "Apa yang terjadi di di Papua, tidak akan terjadi di Kaltim, karena kita semua saudara dan cinta damai. Karena kami disini memiliki tujuan utama yaitu kuliah dan bekerja," tegas Paskal. (*)
Penulis: Nancy
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.