Kamis, 12/09/2019
Kamis, 12/09/2019
Unsur FORKOPIMDA bersama raja dan sultan nusantara saat Ngapeh Hambat di Penopo Bupati Kukar, Kamis (12/9/2019) (Foto: Reza Fahlevi/korankaltimcom))
Kamis, 12/09/2019
Unsur FORKOPIMDA bersama raja dan sultan nusantara saat Ngapeh Hambat di Penopo Bupati Kukar, Kamis (12/9/2019) (Foto: Reza Fahlevi/korankaltimcom))
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Upaya mempertahankan adat dan budaya menjadi fokus pembahasan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kukar bersama raja-raja nusantara yang kebetulan turut menghadiri rangkaian Erau dalam acara ‘Ngapeh Hambat’di Pendopo Odah Etam pada Kamis (12/9/2019).
Dalam diskusi tersebut, raja dan sultan mengkhawatirkan kelestarian adat dan budaya leluhur di tengah lajunya perkembangan zaman.
Bupati Kukar Edi Damansyah menyampaikan keberagaman di Kukar sudah terjaga dengan baik. Hal itu telah dituangkan dalam Perda 2/2016 tentang Pelestarian Adat Istiadat Kesultanan Kutai.
Jika dikaitkan dengan pindahnya Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim, persoalan pelestarian adat sudah menjadi perhatian sejak lama.
“Karena ini bagian dari kekuatan yang dimiliki, dijaga dan memberikan manfaat kepada masyarakat sendiri,” kata Edi.
Ditambah dengan peran kesultanan, kata Edi, pemerintah merasa tidak sendiri dalam mempertahankan adat budaya.
“Ini bentuk komitmen bersama juga untuk melestarikan itu, artinya pemerintah itu tidak sendiri,” pungkasnya.
Penulis: Reza Fahlevi
Editor : M.Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.