Jumat, 20/09/2019
Jumat, 20/09/2019
Tidak hanya siswa/siswi SMP YPVDP, semuanya melakukan olahraga permainan tradisional, menyambut hari emisi sedunia. ( Foto: Olis/korankaltimcom)
Jumat, 20/09/2019
Tidak hanya siswa/siswi SMP YPVDP, semuanya melakukan olahraga permainan tradisional, menyambut hari emisi sedunia. ( Foto: Olis/korankaltimcom)
KORANKALTIM.COM, BONTANG - Ratusan pelajar SMP YPVDP atau Vidatra Juma t(20/9/2019) pagi tadi melaksanakan salat istisqa, meminta hujan kepada Allah SWT di lapangan sekolah karena beberapa hari terakhir, Bontang terkena dampak kabut asap dan banyak diantara siswa-siswi sekolah tersebut yang menderita penyakit pernapasan.
Kepala Sekolah SMP YPVDP Siswanta menjelaskan, salat istisqa dilakukan karena mereka peduli terhadap lingkungan, dan agar Allah mengabulkan dan segera turun hujan. “Hari ini kami salat minta hujan, semoga Allah mengabulkan dan Bontang diguyur hujan,” kata Siswanta.
Usai melakukan solat Istiqo, para anak-anak diajak bermain permainan tradisional. Mengenalkan permainan tradisional seperti gopak sodor, congklak, lompat tali karet, enggrang, dakon, dan bentik, merupakan permainan anak-anak di era jaman dulu, yang sekarang sangat jarang ditemui, apalagi anak-anak sekarang sudah bermain Gadget.
“SMP YPVDP hari ini memperingati Hari Bebas Emisi dan sesuai program sekolah adiwiyata, kita menggelar doa bersama dan solat istiqo, bagi yang beragama Islam, sedangkan yang beragama Kristen, Hindu, Budha juga menggelar rangkaian ibadah sesuai agamanya. Setelah itu, dilanjut dengan permainan tradisional, tujuannya ya untuk mengenalkan siswa pada permainan yang tidak melibatkan gagget,” kata Siswanta.
Olahraga masa kecil ini, sangat dinikmati masa dahulu. “Sekarang sudah hilang dari kegiatan para siswa anak kita, karena itu, kita kenalkan permainan sangat mendidik,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini baru pertama kali diadakan, melibatkan seluruh siswa termasuk bapak guru bahkan peran serta orantuapun diikutkan. Dan dari pantauan media korankaltim.com, seluruh guru bernostalgia permainan masa kecil, mereka turut bermain enggrang, gopak sodor, tali karet juga bentik.
Untuk mengenalkan permainan ini dan agar anak-anak mencintai permainan tradisional, sekolah akan terus menggelar permainan tradisional. “Minimal dua minggu sekali kami akan menggelar permainan tradisional ini,” pungkasnya. (*)
Penulis. Cholisoh
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.