Selasa, 08/10/2019

Rayakan Ultah ke-52, Sunggono Terkenang Kabur dari Rumah hingga Jadi Kuli Pelabuhan demi Sekolah

Selasa, 08/10/2019

Sunggono menerima kue ulang tahun dari jajaran manajemen Koran Kaltim pada Selasa (8/10/2019)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Rayakan Ultah ke-52, Sunggono Terkenang Kabur dari Rumah hingga Jadi Kuli Pelabuhan demi Sekolah

Selasa, 08/10/2019

logo

Sunggono menerima kue ulang tahun dari jajaran manajemen Koran Kaltim pada Selasa (8/10/2019)

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Tanggal 5 Oktober 2019 lalu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Sunggono genap berusia 52 tahun.

Pria yang lahir di Sangasanga pada tahun 1967 silam itu kini berada di puncak karir seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Setiap pencapaian pasti menyimpan banyak cerita duka dan pengorbanan. Begitu juga sosok Sunggono. 

Kepada media ini, dia bercerita tentang kenangan masa-masa sekolahnya dulu yang penuh dengan perjuangan.  Didikan orang tua yang menerapkan disiplin ketat adalah salah satu kunci dalam perjalanan karirnya.

Semasa SMP, Sunggono kecil biasa menggembala sapi. Dia sempat menangis tersedu-sedu setiap malam gara-gara keinginannya untuk sekolah ke tingkat SMA hampir kandas. Ini lantaran orang tuanya tidak mau membiayai.

 Ya, bungsu lima bersaudara itu satu-satunya anak yang tidak berhasil masuk ke sekolah negeri. Sementara kakak-kakaknya bersekolah negeri.

“Kata bapak saya ‘kamu enggak bisa masuk sekolah negeri, berhenti!!’. Saya nangis setiap malam seperti apa ini enggak bisa sekolah, disuruh melihara sapi aja,” kata Sunggono saat Korankaltim.com mengantarkan kue ulang tahun di ruangannya, Selasa (8/10/2019).

Melihat Sunggono yang sedih tidak bisa sekolah, kakaknya pun menyarankan agar dia tetap lanjut sekolah ke swasta. Kendatipun tidak diizinkan orang tua. Singkat cerita, Sunggono pun melarikan diri dari rumah ke Samarinda untuk sekolah. Dimulailah episode kehidupan keras bagi Sunggono remaja.

Banyak hal dilakoninya demi mendapatkan uang makan dan biaya sekolah. Sempat bekerja sebagai tukang pikul barang di pelabuhan Samarinda.

Bahkan, dia pernah bekerja sebagai kernet taksi dan dilakoni hingga lulus SMA. Tak sampai di situ. Ijazahnya sempat tertahan oleh pihak sekolah lantaran biaya sekolah yang belum lunas.

Tak jarang pula aksi-aksi nakal semasa remaja dia lakukan untuk memenuhi keperluannya. Mulai dari menggunakan gancu untuk melubangi karung gula di pelabuhan lalu  dijual ke warung. Pernah pula mobil penumpang yang dikemudikannya terserempet mobil pribadi dan harus mengganti rugi. 

“Saya kerja di pelabuhan mulai dari jam enam pagi hingga sore, upahnya itu Rp 5.000 pada tahun 1985,” ujarnya.

Kerasnya hidup di Pasar Pagi, Samarinda, kala itu, masih lekat di ingatan Sunggono. “Di pasar pagi, kita sengaja parkir mobil itu mepet-mepet sama mobil pribadi, sehingga tergeser sedikit saja harus ganti rugi. Kalau orang sudah bawa kunci ban itu mana berani orang, ganti Rp170 ribu selesai,” imbuhnya.

Pengalaman hidup dan didikan orang tua yang keras membentuk mentalnya hingga kini.  Terutama disiplin, jujur dan peduli. Pernah suatu waktu, dia menggembala sapi-sapinya dan masuk ke kebun orang. Sunggono dihukum sang ayah.

“Dipukuli beliau pakai kayu, setelah itu berdiri di atas meja, satu kaki diangkat kemudian bercerita dari jam sekian sampai sekian saya di sini, saya ceritakan ini, sampai detil,” pungkasnya.


Penulis: Reza Fahlevi

Editor : M.Huldi

Rayakan Ultah ke-52, Sunggono Terkenang Kabur dari Rumah hingga Jadi Kuli Pelabuhan demi Sekolah

Selasa, 08/10/2019

Sunggono menerima kue ulang tahun dari jajaran manajemen Koran Kaltim pada Selasa (8/10/2019)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.