Rabu, 09/10/2019
Rabu, 09/10/2019
Longsoran Loa Kulu (Foto: DOK/KoranKaltimcom)
Rabu, 09/10/2019
Longsoran Loa Kulu (Foto: DOK/KoranKaltimcom)
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG -Upaya pencegahan melebarnya longosoran di jalur poros Loa Kulu mengharuskan kendaraan roda enam dan angkutan dengan tonase berlebih memutar lewat jalur Samarinda-Tenggarong Seberang.
“Jalur alternatif yang ada di perusahaan PT BKS (Bara Kumala Sakti) itu masih kita rapatkan ke pemerintah kabupaten. Yang pasti belum mendapat keputusan, karena di satu sisi pihak BKS menginformasikan jika menggunakan jalur hauling mereka itu membahayakan para pengendara umum,” kata Camat Loa Kulu Adriansyah kepada KORANKALTIM.COM, Rabu (9/10/2019).
Pihak kecamatan telah melakukan komunikasi kepada pihak BKS. Namun, memang tidak disarankan menggunakan jalur hauling PT BKS. “Prinsipnya mereka bukan menolak, tapi memberikan pemberitahuan bahwa jalur di situ kalau posisi hujan itu lebih membahayakan pengendara. Kalau penolakan dari mereka itu belum ada, cuma mereka memberikan paparan akan membahayakan pengendara dan jalurnya itu juga jarak tempuh nya hampir 7 kilo itu tembusan dekat Batalyon Armed dari Margasari ,” terang camat yang akrab disapa Oyeng ini.
Sejauh ini, upaya yang telah dilakukan pemerintah sudah cepat dan tepat yakni dengan melakukan komunikasi bersama pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN). “Pemerintahan mempertimbangkan persoalan membahayakan itu jika menggunakan jalur alternatif BKS, jadi porsinya pihak balai sudah ingin mempercepat pengerjaan jalan karena anggaran untuk kegiatan proyek perbaikan jalan longsoran itu sudah diketuk,” terangnya. Humas PT BKS Adi Candra mengungkapkan sangat berisiko tinggi jika jalan alternatif menggunakan jalur hauling perusahaan. “Memang sih kalau dibuka untuk akses secara umum takutnya fatality incident, sedangkan perusahaan sendiri saja kendarannya silih berganti unitnya lewat, ditambah dengan jalan umum mungkin bisa membahayakan karena insiden di perusahaan saja sering terjadi. Bisa tambah bahaya apalagi sekarang curah hujan kan mulai tinggi-tingginya,” ungkapnya.
Sejauh ini, pihaknya belum mendapat permintaan secara tertulis dari pemerintah terkait pemakaian jalur alternatif itu.
“Dalam kondisi hujan pun kami dari perusahaan sendiri tidak berani untuk memaksa untuk melintas. Sejauh ini memang belum ada sih pihak pemerintah meminta untuk jalur alternatif itu. Kalau dari kecamatan memang sempat ada secara lisan kalau secara tertulis belum,” demikian Adi.
Penulis: Muhammad Heriansyah
Editor : M.Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.